Rabu, 02 Februari 2022

Belajar dewasa, dek!

 Hidup tak pernah mudah untuk semua orang. Semua butuh perjuangan dan pengorbanan untuk menyelesaikan permasalahan sesuai dengan levelnya masing-masing.

Tingkatan tertinggi bagi ujian kehidupan telah Allah berikan kepada para Nabi dan Rasul. Dan tak akan ada lagi ujian seberat itu setelah wafatnya Rasulullah shalallahu alayhi wasallam sebagai nabi dan Rasul terakhir yang Allah utus di muka bumi ini. Perjuangan lahir batin yang tiada duanya. Mengenalkan ummat manusia tentang siapa dirinya, lalu mengajak untuk kembali memurnikan tauhid agar bisa kembali pada Sang Khaliq dengan keimanan dan amalan terbaik yang menjadi terpenuhinya syarat menuju surga di keabadian.

Sejatinya hidup adalah ujian. Entah berupa nikmat atau musibah. Saat diberi kesenangan berarti syukur kita sedang diuji, dan saat diberi kesedihan berarti sabar kita yg harus digali. Pada dasarnya tak ada yg lebih "mending" atau lebih baik karena dalam nikmat dan musibah sama-sama memiliki keutamaan tersendiri. Keduanya memiliki resiko menggelincirkan kita dalam kesedihan atau kebahagiaan abadi. 

Jika kita mendapat lesenangan, kemudahan, keberlimpahan tak berarti Allah memuliakan hambaNya. Jika kita diberi musibah, kesulitan dan keswmpitan pun tak berarti Allah menghinakan atau membenci kita. Yang perlu diingat bahwa semua yang kita lalui merupakan hal terbaik dalam hidup kita jika ujian itu mampu mendekatkan kita pada Allah Ta'ala.

Belajarlah dewasa, dek.

Kehidupan harus disikapi dengan perbuatan dan pemikiran terbaik. Kematangan menjadi pribadi yang tangguh tak akan didapat tanpa sebuah rangkaian proses dan pelatihan. Mungkin butuh waktu untuk memahami dan mencerna. Tapi yakinlah Allah tak pernah meninggalkan kita. Justru kita sendirilah yang berlari menjauh dari Allah.

Jika kita mendapat musibah yang bertubi-tubi tak berarti Allah menyiksa seorang hamba. Justru Allah sedang memberi kita perhatian lebih. Kesempatan kita untuk melatih kesabaran. Bukankah hanya kesabaranlah yang mendapatkan pahala spesial dan tanpa batas? 

Karenanya, bersabarlah dengan kesabaran yang indah...

------

Catatan siang, 1 Februari 2022.

Semoga Allah meridhoi kita semua, dan mengganti rasa sakit ini dengan ampunan dan surgaNya. Aamiin...

Jumat, 12 Februari 2021

 I lost my trust to these words..

Love

Family

Friendships

...

You are realy alone in the end.

Selasa, 22 Oktober 2019

Gudeg Ceker Ala Neng Mary

Hari ini aku belanja tanpa planning lagi. Dari rumah pingin bikin opor ayam sama samgortang. Karena ternyata bahan-bahan yang dibutuhkan ngga tersedia di warung, akhirnya nyari alternatif menu lain deh.

Dan mataku tertuju sama nangka Gori yg bersih-bersih. Jadi pingin bikin tumisan pakai cabe kriting dan teri medan yang ladzidz jiddan. Ples si permata hijau yaitu pete, kayaknya tambah maknyus.

Lihat ceker yang ginuk-ginuk, aku jg tergoda mengambilnya. Untuk besok atau lusa, bikin seblak ceker atau sop biasa juga enak. Aku comot juga sayur pelengkapnya, wortel, kentang dan buncis.

Ikan nila juga aku ambil, 2 ekor dapet 14rb. Buat besok atau lusa, dibikin pesmol bumbu kuning atau dikecapin aja.

Semua belanjaan lauk dan sayur habis 55rb dan itu bisa untuk 2-3hari kedepan. Hemat kan?

Sip. Mood ku buat masak lagi bagus nihπŸ˜…

Saat pulang ke rumah, langsung aku bersihkan ikan dan ceker. Ikan nila aku beri garam dan masuk freezer. Besok lah aku goreng.

Ceker ayam, aku bersihkan juga dan langsung direbus. Sore nanti lah aku bikin sayur sop.

Begitu rencananya.....

Qadarullaah.... Abis bikin mie goreng buat sarapan, ealah...gas tetiba habisπŸ˜’πŸ˜’πŸ˜’
Planning kuh gagal lagi.

Ah, Gimana bisa masak? Aku bukan ga mau beli gas baru, tapi emang ga berani masangnya. Karena agak mesti tricky gtu masang nya. Maklum kompor udah udzur.. Takut meledak akutu...hahah...parno bgt dah. Telpon suami, dia pulangnya malam nanti.

Akhirnya muncul ide masak di rice cooker ajah. Tapi masak apa? Hahahaha...bingung lg.

Gugling searching, kuputuskan untuk  mencampur aja Nangka Gori sama ceker yang dah direbus tadi pagi.

Jadinya GUDEG ceker pke rice cooker...πŸ˜„
Nangkanya aku rebus juga disitu.

Ini bahan dan bumbunya.


  • 500gr nangka gori potong kecil lalu rebus di rice cooker
  • 250gr ceker ayam kira-kira isi 10biji, rebus. Airnya jangan dibuang. Buat kuah nanti.
Bumbu:
  • 5 siung bawang merah
  • 4 siung bawang putih
  • Cabe merah dan kriting 5-6 buah
  • Kemiri (aku skip)
  • Laos, serai dan daun salam aku skip jg krn ngga ada..hihi
  • 5cm Kunyit
  • 1 lembar Daun kunyit
  • 3 lembar daun jeruk
  • ½ bulatan Gula merah sisir halus, kira-kira 2 sendok makan
  • Garam, penyedap rasa secukupnya
  • Ketumbar bubuk
  • Santan kara optional klo suka. Mungkin aku kasih santan dikit nanti. Tp kok diicip udah enak sih...gasah pake santen jg gpp.
Caranya:

Blender halus bawang putih, bawang merah, cabe, kunyit, ketumbar bubuk. Sisihkan.

Susun nangka gori, ceker, di dalam rice cooker. Masukkan daun kunyit dan daun jeruk. Tambahkan bumbu halus, gula garam, penyedap rasa.


Klik tombol "cook"

Tunggu 20menitan. Aduk rata dan test rasa. Terakhir kasih santan deh...dikit.

Taraaaaaa....Gudeg ceker dah siap...πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„






Jurus Hemat Air saat Kemarau

Kemarau tahun ini lebih lama dibandingkan dengan tahun lalu. Biasanya bulan Agustus atau September sudah mulai tampak tanda memasuki musim hujan seperti udara yang lebih dingin, sering mendung dan gerimis. Qadarullaah tanda-tanda musim hujan baru muncul di minggu ke2 bulan Oktober ini. Di tempatku loh mak, entah di tempatmu bagaimana?

Krisis air sebetulnya sudah terjadi sejak sekitar 4-5 bulan yang lalu. Di tempatku, kami menggunakan air bersumber dari sebuah artesis yang dikelola warga dengan Kualitas air yang kurang memuaskan. Air keruh dan sedikit berbau besi. Aku sendiri terpaksa menggunakannya karena pompa air di rumahku telah lama rusak. Air tanah sulit keluar, pompa mesti dinyalakan hampir setengah jam sebelum air keluar. Itu pun sedikit. Jadi boros listrik juga deh.

Tapi aku masih bersyukur, masih bisa mendapatkan air artesis itu. Padahal tak jauh dari tempat kami tinggal, ibu-ibu sudah harus mengeluarkan dana tambahan dan tenaga untuk membeli dan mengangkut air. Yah, untuk air artesis juga sebetulnya bayar juga sih, tapi ngga semahal dan seribet kalau beli di abang-abang yg bawa gerobak.

Betapa air begitu berharga. Sangat terasa saat musim kemarau tak kunjung pergi jua. Penggunaan air mesti diperhatikan lagi efektifitasnya.

Manfaatkan air sehemat mungkin

Untuk sekedar wudhu, cuci tangan dan penggunaan sederhana lainnya, biasanya aku tampung air itu dalam sebuah baskom. Jika sudah penuh, air tersebut bisa dipakai untuk menyiram jalanan di depan rumah agar mengurangi debu.

Air cucian beras, cucian sayur atau ikan saat masak jangan dibuang. Bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman. Malah memberi nilai tambah nutrisi lho. Tanaman jadi makin subur.

Air sisa cucian baju pun jangan dibuang begitu saja. Bisa dimanfaatkan untuk menggosok kamar mandi atau menyiram teras halaman rumah.

Saat sulit air, mencuci piring dengan cara abang penjual bakso pun bisa kita contek lho. Caranya, piring digosok pakai spons yang telah dicelup cairan sabun cupir. Lalu  masukkan ke dalam baskom air bersih pertama untuk menghilangkan sisa sabun nya. Lalu masukkan ke baskom air kedua untuk membilas dan membersihkannya. Cara ini bisa lebih menghemat air daripada cara membilasnya di air mengalir. Meski mungkin kita lebih nyaman membilas di air mengalir sih..yah namanya juga berhemat kan yaaa...hehe.. Dan air bekas cuci piring itu bisa untuk membasahi jalanan juga.

Hmmm...apalagi ya... Kamu ada ide lagi tuk menghemat air?
Komen aja disini yak.




Sabtu, 12 Oktober 2019

Mengatur Keuangan Keluarga-ku

Sambil mamam yuk...πŸ˜„

 Terasa ngga sih, klo harga-harga sekarang semakin mahal? Kebutuhan semakin meningkat sementara pendapatan memiliki angka yang berjalan ditempat. Iya, segitu-segitu aja. Untuk ibu-ibu yang suaminya karyawan di suatu perusahaan mungkin paham banget dengan kondisi ini. Terlebih ibu-ibu dengan suami yang memiliki pekerjaan freelancer atau serabutan yang tak dapat diprediksi berapa jumlah rupiah yang dapat dibawa ke rumah, kadang berlebih, kadang cukup, kadang dicukup-cukupin.

Tak dapat dipungkiri, setiap ibu rumah tangga dituntut untuk memiliki skil sebagai manajer keuangan agar pendapatan suami itu bisa mencukupi kebutuhan keluarga, bahkan syukur-syukur bisa menabung juga. Soalnya klo ngga diatur, uang sebanyak apapun pasti akan habis tak bersisa.

Keterampilan mengatur keuangan keluarga itu bertujuan agar pendapatan keluarga dapat dimanfaatkan secara maksimal dan dapat dipertanggungjawabkan penggunaanya. Bukankah nanti harta kita pun akan dihisab? Kelak akan ditanya berasal dari mana, dan dihabiskan untuk apakah rezki berupa harta itu.

Pada catatan sederhana ini, saya ingin berbagi tips cara mengatur keuangan keluarga yang saya pelajari dari para master yg ahli di bidangnya. Namun pada kenyataannya, teori ini bersifat fleksibel disesuaikan kondisi masing-masing ya.

Apa yang harus dilakukan saat menerima gaji?

Yang jelas bukan jalan-jalan dan shopping h shopping ya Bu. Saat kita menerima gaji, mulailah dengan mencatat perencanaan keuangan. Ini menyangkut perencanaan tentang segala bentuk pengeluaran yang akan kita lakukan dan seberapa banyak uang yang dapat kita simpan.

Kalau saya pribadi, sebelum membagi uang untuk pengeluaran bulanan dan harian, biasanya saya sisihkan sekian persen dari penghasilan untuk menabung. Besarnya disesuaikan kondisi masing-masing saja. Misalnya 500 ribu rupiah. Uang tabungan ini mungkin akan dipergunakan dikemudian hari untuk umrah atau yang lainnya.

Setelah itu catatlah pengeluaran yang bersifat wajib dan rutin, seperti listrik, air, iuran sampah, spp anak, arisan, cicilan, utang, dan lain sebagainya,

Setelah dicatat, siapkan beberapa amplop dan tuliskan kegunaannya. Kemudian pisahkan uang berdasarkan jumlah yang telah ditentukan. Pembagian uang ke dalam amplop ini bertujuan agar uang tak bercampur satu dengan lainnya.

Sisa uang setelah kita memisahkannya untuk pengeluaran wajib itulah yang bisa kita gunakan untuk belanja kebutuhan harian.

Misalkan, setelah menabung dan pengeluaran wajib itu ditunaikan dalam beberapa amplop, tersisa 1.500.000,- maka besarnya uang belanja harian adalah 1.500.000,- dibagi jumlah hari dalam sebulan, yaitu 30hari. Dan didapat hasil 50ribu rupiah. Dan ini menandakan maksimal pengeluaran sehari-hari kita adalah 50ribu. Atau 350ribu seminggu.

Besar kecil angka 50ribu ini tentunya tergantung perspektif kita masing-masing. Yang jelas, kita mesti banyak bersyukur.

Demikian sedikit ilmu yang bisa saya bagi tentang mengatur keuangan keluarga. Selanjutnya nantikan catatan sederhana saya tentang bagaimana mengatur pengeluaran belanja harian seefektif dan sehemat mungkin. InsyaaAllaah segera..

Semoga ibu-ibu yang membaca artikel ini dimudahkan dalam belajar dan dilancarkan rezekinya oleh Allah. Aamiin ya Allah....















Senin, 07 Oktober 2019

Tips menyimpan makanan alaku

100rb dapat apa?

Pertanyaan itu beberapa tahun lalu sempat menjadi trending topik di seantero indonesia. Dua kubu politik pun mulai perang opini dan pembuktian. Emak-emak dan ibu-ibu bangsa beraksi unjuk kebolehan dalam mengelola keuangan dengan jumlah sekian rupiah bisa dapat apa. Mereka berlomba-lomba membuktikan klo dengan sekian rupiah itu bisa mencukupi kebutuhan hidup dalam tempo sekian hari hingga seminggu lamanya. WOW...emejing....

Kalo boleh jujur, di jaman sekarang ini, uang itu mengalami penurunan nilai. Harga-harga makin mahal aja. Yah setidaknya emak-emak yg hanya berprofesi ibu erte kayak saya yang mengandalkan gaji suami yg juga bukan pegawai kantoran dengan gaji rutin tiap bulan, 100ribu itu pendapatan yang relatif besar, namun saat di warung, entah kenapa terasa amat sangat sedikit..hehe.

Aku hairan sangat deh, kenapa ibu bangsa bisa belanja ini itu dalam jumlah banyak dengan 100rb? Sedangkan saya sendiri klo ke warung cuma dapet segitu...

Ah, ibu bangsa entah hidup di Indonesia bagian mana? Mungkin dia dapet subsidi juga dari Lady Mitoha yg kaya raya, yee kan? Ato emang tinggal di pedesaan yg harga2 belum setinggi di kota.

Kondisi seperti sekarang ini, bikin saya muter otak tuk lebih pinter mengelola keuangan keluarga. Beberapa artikel mulai saya baca. Teori-teori para pakar keuangan pun mulai saya dengarkan. Termasuk ocehan emak-emak irit di seantero yutub, tak luput juga saya simak ide-idenya. Dan.. Ternyata memang ada faedahnya. Sedikit-sedikit saya coba aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bener ngga teori mereka? Efektif ngga? Cocok ngga klo diterapkan dlm kondisi saya...?

Yg kini sedang saya coba, idenya sese-mbak di yutub, yg bisa belanja 150rb untuk seminggu. Dia ibu muda dengan 1 anak cilik. Pas, mirip saya yg masih berdua sama suami, jadi sepertinya bisa saya contek jurus hematnya. 150rb ini untuk belanja konsumsi saja loh ya, kyknya ga termasuk beli aer galon, gas, dan jajan anak..hehe.

Inti dari idenya adalah penyimpanan bahan makanan di kulkas. Setelah belanja, semua bahan makanan dibersihkan dan disimpan dengan BENAR di dalam kulkas, sehingga dapat bertahan dgn baik dan sewaktu-waktu bisa dipergunakan untuk memasak.

Jujur aja, untuk jumlah uang yang sama yaitu 150rb, saya belum bisa berbelanja seperti mba ini, yg sudah bisa membeli daging ayam, sapi, udang di dalamnya. Kenapa ya? Hehehe...ah apa aku ga bisa nawar di pasar yaaa..?

Hmm..di artikel ini saya mau berbagi tips penyimpanan bahan makanan saja deh. Tentunya yg udah saya coba dan bahan makanan yang sering saya beli.

Tahu
Ini makanan bergizi yang ramah dikantong. 10pcs, tahu kuning dapat 6rb. Klo tahu putih 10rb.
Cara penyimpanannya: tahu dicuci, lalu masukkan ke dalam Tupperware direndam air matang. Biar tahu lbh awet, ganti airnya 3 hari sekali.

Toge atau kecambah
Sekarang berani beli banyak, caranya cukup ampuh, kecambah dicuci, masuk Tupperware isi air bersih sampai terendam. Toge tetep segar didalam kulkas meski dah berapa hari.

Ikan dan ayam
Saya biasa beli ikan bandeng (14rb setengah kilo) atau ikan nila besar seharga 16rb, ayam saat ini juga sama 16-17rb setengah kilo.
Setelah dicuci, taburi garam dan beri potongan jeruk nipis biar ngga bau amis, simpan di Tupperware sebelum masuk freezer.

Daging sapi
Usahakan beli daging yg kering tak berair.
Saya biasanya beli ¼kg sdharga 27.500
Langsung kresekin masuk freezer, atau dicuci dulu, lalu diiris tipis dan dimarinasi dengan : 1sdt garam, 1sdm saus tiram, 1sdm saus sambal, 2sdm kecap manis, parutan 1 siung bawang putih, ½sdt merica, dan parutan jahe sesuai selera lalu aduk rata. Masukin ke toples sebelum masuk freezer. Kalo mau masak tinggal menumis bawang bombai saja lho...enak diteriaki atau di tumis biasa.

Udang
Ouh ini makanan agak mihil buu...seperempat udang peci super yg gede-gede harganya 29rb. Saya biasa beli di supermarket sih, karena lbh fresh dan besar2 ukurannya.
Cuci bersih, lepaskan kulit dan bagian kepalanya, kasih garam dan potongan jeruk nipis sebelum masuk freezer. Bisa diambil sewaktu-waktu untuk campuran masakan seperti tom yum, tumisan sayur, dan lain-lain.

Sayuran
Untuk semua sayuran berdaun hijau, biasanya saya petikin dulu lalu cuci bersih, sebelum dimasukkan dalam kontainer. Tapi 2-3hari mesti udah dimasak biar ngga terlalu lama. Nanti sayur nya ga seger lagi kan.

Untuk timun, jagung, terong, labu siem...ada baiknya setelah dicuci dan ditiriskan, dibungkus dengan plastic wrap biar lebih awet.
Tp ga ramah lingkungan yah? Hehehe. Klo ngga ada, masukin ke Tupperware aja deh. Biar ntu Tupperware yang di lemari bisa terpakai semua. Gak jd pajangan lagi.

Baiklah...ini yg bisa aku bagi hari ini. Semoga manfaat yah buuu...😘

Sekarang saya mesti beberes dan cuci2 dulu.

Apa kabar air bersih di daerah kalian?
Moga segera hujan yah...udah krisis aer disini. Sedih banget akutu buuu....

Senin, 23 September 2019

Senyum Ajaib


Kirana dan Laras adalah saudara sepupu. Orang tua mereka merupakan kakak beradik. Mereka sama-sama tinggal di rumah neneknya di desa. Kirana terpaksa tinggal bersama nenek karena tidak ada lagi yang dapat mengasuhnya. Kedua orang tunya meninggal dunia pada suatu kecelakaan lalu lintas. Sedangkan Laras dititipkan oleh kedua orang tuanya karena mereka harus mencari nafkah di kota.

Karena sebaya, Kirana dan Laras bersekolah di tempat yang sama. Mereka pun bahkan berada di kelas yang sama. Namun sayang, meskipun mereka saudara sepupu mereka tidak tampak akrab satu sama lain.

Sifat kedua sepupu ini sangat berbeda. Kirana meskipun anak yatim piatu memiliki sifat yang periang. Dia murah senyum dan senang menolong orang lain. Pekerjaan rumah nenek pun menjadi lebih ringan karena Kirana sering membantu menyapu lantai, membereskan rumah, mencuci piring dan melakukan pekerjaan rumah lainnya sebisa dan semampu yang bisa Kirana lakukan. Kirana pun murah senyum. Setiap bertemu orang, Kirana tak sungkan menyapa mereka dan mengucapkan salam. Tak heran Kirana memiliki banyak teman dan banyak tetangga  yang menyukainya.

Berbeda dengan Kirana, Laras memiliki sifat pemurung. Laras tak mudah tersenyum, wajahnya selalu muram dan cemberut. Jika ada yang mengganggunya, Laras mudah sekali marah dan menghardiknya. Jika nenek meminta tolong bantuannya, Laras melakukannya dengan wajah yang bersungut-sungut. Hampir tak ada orang yang betah berlama-lama bersama Laras. Itulah mengapa Laras sering terlihat sendirian dan tak memiliki teman.

Pada pagi hari Minggu yang cerah, Tiara, Icha dan Fina berkunjung ke rumah. Mereka adalah teman sekelas. Mereka berencana mengajak Kirana dan Laras untuk pergi ke kolam renang milik Bu Wida, guru olah raga mereka yang letaknya di kampong sebelah.

“Assalamu’alaikum Nek.” Ucap mereka berbarengan menyapa nenek yang sedang menyapu halaman.

“Wa’alaikum salam warahmatullaah…wah, pagi-pagi begini kalian sudah bawa ransel dan sepeda masing-masing. Mau kemana?” Tanya nenek.

“Kami mau berenang di kolam renang milik Bu Wida guru olah raga kami. Kirana dan Laras ada Nek?” Jawab Fina.

“Di dekat kolam renang ada warung yang menjual makanan juga Nek. Katanya ada banyak jajanan enak-enak,” Sambung Icha bersemangat.

Nenek tersenyum melihat mata Icha yang berbinar-binar membayangkan makanan.

“Kirana dan Laras sudah siap Nek?” Kata Tiara.

“Sebentar Nenek panggilkan ya,” Kata nenek seraya memasuki rumah dan memanggil cucu-cucu kesayangannya.

Sebentar kemudian Kirana datang dengan wajah riang menyambut teman-teman yang sudah menunggu.

“Teman-teman tunggu sebentar ya, Laras masih menyiapkan perbekalannya,” Seru Kirana.

“Iya, tapi suruh Laras cepetan Na..keburu siang nih. Nanti warung makanannya keburu habis,” Kata Icha cemas.

“Huh dasar Icha, yang dipikirkan cuma makanan saja,” Fina menimpali. Icha hanya tersenyum memikirkan kue serabi yang terkenal enak buatan Mak Jum yang katanya dititipkan juga di warung itu.

 “Laras, udah siap belum? Mau aku bantu?” Kata Kirana.

“Huh, cerewet. Kamu ngga liat aku baru saja melipat baju gantiku? Belum lagi masukin bekal makan siang dan menyiapkan botol minum.” Ujar Laras ketus.

“Baiklah biar aku bantu isi botol minumnya. Kalau sudah selesai melipatnya cepet masukin semua ke ranselmu ya. Supaya teman-teman tidak terlalu lama menunggu kita,” Kirana pun berlalu menuju dapur tuk mengisi botol air minum milik Laras.

“Oya, jangan lupa topi dan dompetmu Laras. Siapa tau kamu mau beli kue serabi juga di warung dekat kolam renang. Katanya enak loh.” Tambahnya.

“Huh…dasar cereweeettt…!” teriak Laras sambil memasang wajah cemberut.

Kirana tak mengambil hati ucapan Laras. Pikiran Kirana sudah melayang membayangkan jajanan enak di warung dan berenang bersama teman-teman di kolam renang milik Bu Wida yang baru saja di buka. Pasti hari ini akan menyenangkan.

Melihat perlakuan Laras pada Kirana, nenek menjadi khawatir pada Laras.

“Laras, Lihat dahimu jadi berkerut, hampir serupa nenek yang telah keriput. Mungkin  itu karena wajahmu selalu terlihat cemberut.” Dielusnya dahi Laras penuh sayang.

“Masa sih Nek? Ah Nenek bohong kan, supaya bikin aku kesal?” Tuduh Laras sambil mendengus sebal.

“Karena nenek sayang kamu, makanya nenek mengingatkan. Laras… senyuman itu ajaib loh. Sebuah senyuman dapat memperbaiki raut wajah seseorang. Yang tadinya muram menjadi lebih ceria. Yang tadinya buruk rupa menjadi cantik jelita.” Lanjut nenek.

“Ah nenek tau apa? Mana ada senyum ajaib?” Bantah Laras. Dia merasa nenek sudah pilih kasih. Nenek memang lebih sayang Kirana ketimbang Laras. Begitu pikirnya.

Laras keluar dari kamar dengan membanting pintu. Nenek hanya mengelus dada.

Di perjalanan, sambil mengayuh sepeda, Kirana, Fina, Icha dan Tiara sesekali mengbrol dan saling bercanda. Hanya Laras yang lebih banyak terdiam. Teman-temannya merasa sungkan untuk bercanda dengan Laras karena sifatnya yang pemarah. Hampir di sepanjang perjalanan Laras memasang wajah cemberut. Bibirnya tampak monyong ke depan beberapa senti. Dia mengayuh sepeda tanpa semangat sehingga sering tertinggal. Terpaksa teman-temannya sering menghentikan sepeda mereka untuk menunggu Laras.

Sebenarnya Laras merasa iri pada Kirana yang selalu dikelilingi banyak teman. Laras bertanya-tanya apa yang membuat orang-orang menyukai Kirana dibandingkan dia. Padahal dari penampilan, Laras merasa baju yang selalu dikenakannya lebih bagus dari baju-baju Kirana. Dan sebagian besar orang-orang pun mengakui kalau Laras memiliki wajah yang lebih cantik dari Kirana. Laras merasa semuanya tidak adil. Tanpa sadar Laras larut dalam lamunannya sendiri dan wajahnya seperti biasa menjadi cemberut dan membuat dahinya sedikit menjadi keriput.

Tanpa sadar Laras tertinggal lagi. Kali ini keempat temannya sudah berbelok arah dan tak terlihat ujung sepedanya.

“Ah, menyebalkan. Mereka meninggalkanku lagi. Ke arah mana tadi mereka pergi?” Gumam Laras kebingungan saat ada dua persimpangan jalan di hadapannya.

Jalanan itu sepi. Hanya ada seorang wanita tua yang sedang duduk di sebuah bangku seorang diri di depan halaman rumahnya. Wanita itu sedari tadi memperhatikan Laras yang berhenti tuk beristirahat tepat di depan pagar rumahnya.

“Hai kamu anak kecil. Sedang apa berdiri di sana? Cepat pergi!” Kata wanita itu kasar.

Laras menjadi kesal dengan perlakuan kasar wanita tua itu. Tapi dia butuh petunjuk darinya agar tak tersesat. Dia pun memberanikan diri bertanya.

“Apakah nenek melihat 4 anak perempuan yang mengayuh sepeda lewat jalan ini?” Tanya Laras.

“Apa peduliku? Dan…Hei, kenapa kamu memanggilku nenek? Kamu tidak lihat usiaku masih muda. Kamu mestinya memanggilku Tante,” Protes wanita itu.

“Maaf…maaf. Habisnya wajah tante terutama di dahi sudah ada banyak keriputnya begitu. Jadi kupikir tante sudah nenek-nenek.” Jawab Laras bersungut-sungut sambil menunjuk dahinya. Laras kesal karena nenek tua ini kasar dan judes banget.

“Apa kamu bilang? Dasar anak kurang sopan santun. Sana pergi, jangan berdiri di depan pagar rumahku!” Usir wanita tua itu.

Laras pun mendorong sepedanya dengan perasaan kesal, marah dan sedih. Tak terima dirinya dimarahi oleh wanita tua itu. Wajahnya memerah hampir menangis.

Setelah melewati rumah wanita tua tadi, Laras bertemu seorang wanita paruh baya yang baru saja keluar rumah untuk membuang dedaunan kering ke tempat sampah. Dia tersenyum ramah pada Laras dan menyapanya.

“Kenapa sepedamu tidak dikayuh, Dik? Apakah rusak?” Tanya wanita itu penuh perhatian.

“Oh, tidak. Aku hanya kelelahan.” Jawab Laras lemah.

“Ya sudah beristirahatlah di sini dulu. Yuk mari masuk, tante punya minuman segar,” Karena air minum di dalam botol sudah habis dan kehausan, Laras pun mengikuti ajakannya.

Di halaman rumahnya ada sebuah meja dan ada beberapa anak kecil yang sedang bermain di sana.

“Mereka anak dan keponakan Tante yang sedang bermain bersama. Kamu boleh ikut bermain di teras rumah atau menunggu di bangku taman.” Ucap wanita itu. Kemudian tante cantik yang baik hati itu masuk ke dalam rumah.

Tak lama kemudian beliau kembali dengan nampan berisi segelas teh manis dingin dan sepiring kue risol di tangannya dan menghampiri Laras. Lalu mereka saling berkenalan. Tante cantik dan baik hati itu bernama Tante Diana. Laras lalu menceritakan perlakuan kasar dan tidak ramah wanita tua yang dia temui sebelumnya. Eh tapi Laras perhatikan Tante Diana kok mirip dengan wanita tua yang tadi ditemuinya di rumah sebelumnya ya? Laras membatin.

“Atas nama beliau, tolong maafkan dia ya Laras, perempuan yang kamu temui tadi itu Tante Diani, saudara kembar Tante. Dan dia belum jadi nenek lho,” Kata tante Diana sambil tertawa kecil.

Laras terkejut mendengarnya. Meskipun mereka kembar dan mirip tapi jelas-jelas sangat berbeda. Tante Diani terlihat lebih tua dari usia sebenarnya. Wajahnya banyak kerutan terlihat menyeramkan dan tidak ramah seperti nenek sihir di film-film dongeng. Meskipun sama-sama cantik, namun kecantikan itu tertutupi sifat kasar dan wajah cemberutnya.

“Tapi tampilan dan sifat kalian sangat berbeda sekali Tante…” Ucap Laras lirih.

Tante Diana pun tertawa.

“Iya, kamu benar Laras, kami memang sangat berbeda . Tante Diani itu sangat serius sifatnya. Meski demikian tante sayang saudara kembar tante itu. Sedangkan tante ini periang dan lebih sering tersenyum,” Ujar Tante Diana.

“Taukah Laras, kalau senyum itu memiliki keajaiban? Dengan sebuah senyuman, perasaan kita akan terasa lebih baik. Dan sebuah senyuman dapat memperbaiki raut wajah yang suram menjadi ceria. Seyuman itu bisa mendatangkan banyak teman juga lho.” Tambahnya.

“Senyuman juga bikin kita awet muda ya Tante?” Ucap Laras, kali ini dengan ekspresi tersenyum. Tante Diana kembali tertawa.

Laras merasa seperti pernah mendengar nasihat itu. Oh, dia ingat nasihat neneknya tadi pagi. Dia pun tiba-tiba teringat senyuman Kirana yang manis.

Setelah menghabiskan segelas teh manis dingin dan beberapa kue risol, Laras pun pamit untuk melanjutkan perjalanan. Saat keluar dari pagar rumah Tante Diana, keempat temannya sudah terlihat di persimpangan jalan sedang mencari Laras.

Saat melihat Laras, Kirana berteriak, “Laras…akhirnya kami menemukan kamu. Aku pikir kamu tersesat. Aku cemas sekali,” Kirana hampir menangis sambil berlari memeluk Laras.

Kali ini Laras membiarkan Kirana memeluknya.

“Iya, maaf Na. Aku tadi tertinggal jauh dari sepeda kalian,” Jawab Laras sambil tersenyum.

Tiara, Icha dan Fina menatap kedua saudara sepupu itu dengan perasaan haru. Dan baru kali ini mereka melihat Laras tersenyum. Aduh, cantiknyaaaa….

Akhirnya mereka semua melanjutkan perjalanan menuju kolam renang Bu Wida bersama-sama. Kali ini Laras berusaha untuk selalu tersenyum ceria dan berbaur dengan teman-teman lainnya. Ternyata memang benar, senyuman itu ajaib, pikir Laras. Hari itu pun jadi hari yang paling menyenangkan dan paling mengesankan bagi mereka.