Ah...sudah lebih dari sebulan aku ngga bisa online. Pertama karena sinyal, kemudian ngga bisa isi pulsa lagi..hehehe. Kenyataan hidup memang terkadang pahit. Absen dari semua media, kayaknya. Qadarullah HP juga ngga bisa maksimal menjembatani aku dan orang-orang. Pertama hatiku sedih, selanjutnya...lebih sedih..hehe, aku hanya bisa menertawakan kesedihanku yang sangat menyedihkan. Kini aku lebih seperti pemburu wifi free hot spot agar bisa sekedar online. "sekedar"? rasanya internet adalah duniaku. aku bisa belajar, aku bisa terinspirasi, dan menghibur diri dengan internet dan laptop jadulku.
Aku ngga suka sendiri, tapi aku ngga bisa mencarimu tuk mengajakmu duduk menemaniku, mendengar keluh kesahku. Aku tak mau menyeretmu dalam kesedihan yang sedang menyapaku. Apa aku egois? mengiginkan pengertianmu, mengharap perhatianmu tanpa aku minta? tanpa aku sebut? ternyata memang aku mungkin hanya sekedar musafir yang lewat di hidupmu. sebentar pun kan kau lupakan, kawan.
Betul mungkin apa yang dikatakan lelaki tua itu, "tak ada persahabatan abadi, yang ada hanyalah kepentingan yang abadi...". Mungkin dulu aku terlalu naif tuk membantahnya. Aku selalu optimis persahabatan itu ada yang abadi. Tapi saat aku sedang jatuh terperosok jauh di bawah titik nol, tak ada satu pun yang mencariku. seakan aku tak pernah memiliki tempat layak di hati mu. Suara-suara dalam hatiku mulai memberontak, protes akan kebodohanku. Mereka mulai menghitung "jasa". Astaghfirullaaahhh...tidak..!!! sungguh aku tak ingin membiarkan titik itu menjadi jelaga yang membuat jarakku dengan sang ikhlas semakin lebar membentang.
Rabb... please help... aku tak bisa mengenyahkannya ini seorang diri. Mendung itu kian bergelayut di setiap sudut. Dan aku makin sulit merangkak mencapai titik nol itu.
aku lelah, merasa kalah...
terasa sepi, saat melihat kenyataan bahwa kini aku sendiri.
saat ingin bangkit, aku tak yakin memiliki alasan yang cukup tuk melakukannya.
11 Mei 2014@Bukit Kasih Sayang
Saat merasa sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar