Jumat, 13 September 2013

Bukan Ratu Biasa


Aku adalah seorang istri sekaligus Ratu rumah tangga. Daerah kekuasaanku melingkupi seluruh istana ini, sudut tamu, sudut tempat tidur, sudut dapur, sudut kamar mandi, sudut bengkel kreatifitas, dan termasuk teras serta tempat jemuran di luar sana. Tugasku membantu sang Baginda menjaga dan menciptakan istana yang sakinah mawaddah dan rahmah. Aku sangat menikmati peran ini sepenuh hatiku sejak sekitar 4 tahun lalu. Jiwa seorang manajer, konsultan keuangan, koki, pendidik, dan beberapa profesi penting lainnya yang ada dalam diriku sangat berguna dalam menjalankan roda pemerintahan di istana kami. Ya... IDENTITAS baruku kini adalah seorang RATU rumah tangga.

Menjadi seorang Ratu rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Ada banyak tugas dan beragam proyek yang mesti dilakukan. Semua membutuhkan skill dan pengetahuan beragam ilmu. Sebuah profesi yang benar-benar tak dapat disepelekan dan dipandang sebelah mata. Memasak, menyetrika, mencuci baju dan piring, menyapu dan mengepel lantai, dan beragam pekerjaan rumah lainnya membutuhkan skill atau keterampilan yang baik. Jika tak terlatih untuk melakukan semuanya, dijamin anda akan keteteran, terjebak dalam sebuah rutinitas dan merasa stress dibuatnya.

Oleh karena itulah, meski kini aku seorang Ratu, aku tak pernah dapat melepaskan identitasku sebagai seorang PEMBELAJAR. Hidup yang telah dianugerahkan Allah Ta'ala kepada kita merupakan sekolah luar biasa yang tak bisa menerima permintaan libur dan bisa kita abaikan begitu saja sesukanya. Ini adalah SEKOLAH LUAR BIASA yang tak mengenal kata "BOLOS".

Agar tak terjebak dalam rutinitas, seorang Ratu dituntut untuk berpikir dan berbuat kreatif. Aktivitas sederhana yang dilakukan dengan senang hati dapat mengusir kebosanan. Karenanya sebisa mungkin kusisihkan sebagian waktu untuk melakukan aktivitas yang aku suka. Dan sekitar dua tahun terakhir ini aku sangat menikmati menjahit kaos flannel dan belajar merajut. Selain menjadi seorang Ratu, kini aku pun memiliki sebuah identitas lain, yaitu seorang CRAFTER.




Aku sangat menyukai kegiatan ini, membuat aneka macam kerajian dan kini tak hanya menikmati sendiri tapi juga menjualnya. Tentu saja ini menjadi kesibukan baru seorang Ratu. Mulai saat ini, manajemen waktu sangat diperlukan agar tugas utama Ratu tak terganggu dengan hobi dan jual-belinya. Eh ternyata lumayan loh penghasilan dari hobi ini. Tentunya Ratu senang sekali membantu perekonomian istana. Mungkin juga hobi baru ini bisa sukses dan jadi berkembang atas ijin dan ridha sang Raja.



Alhamdulillaah suamiku tercinta sangat mendukungku. Bukan hanya mengijinkanku tuk berkreasi dan bersabar dengan rumah yang terkadang masih berantakan, tapi beliau juga membantuku mengembangkan usaha. Aku diajarkan cara-cara online marketing yang sbelumnya aku hanya jual-beli suka-suka. Selain itu aku juga diajarkan tatacara mengelola keuangan perusahaan. Ciee..perusahaan? aamiin...insyaAllah mungkin suatu saat aku akan memiliki karyawanku sendiri. Dan jika ada pelatihan yang dapat menunjang keterampilanku, beliau tak segan-segan mensupport baik dengan dukungan maupun modal keuangan.. masyaAllah...baiknyaa...^^

Dan alhamdulillah, meski usahaku masih berjalan terseok-seok, aku sudah mendapatkan kepercayaan dari pelangganku di dunia maya. Terbukti dengan adanya repeated consumer dan jempol yang hampir mencapai 1000 pada fans pageku di Facebook. Aku rasa ini adalah prestasi yang membanggakan. Mendapatkan hingga 987 jempol bukan perkara yang mudah loh. Apalagi aku mendapatkannya dengan jujur, bukan hasil hack atau cara lain yang tidak benar.

Oya, beberapa hari kemarin, aku mendapatkan inbox tak disangka-sangka dari seseorang. Isinya undangan menjadi Guest Teacher di sebuah sekolah dasar di Bandung. Dia memintaku tuk mengajar keterampilan. Ya Allah...seneng banget rasanya bisa berbagi ilmu. Tak hanya itu, undangan ini menjadi sebuah nostalgia tersendiri untukku. Rasanya kangen banget berkecimpung di dunia pendidikan seperti dulu. Ya, lamaa sekali sebelum menjadi seorang ratu, aku adalah seorang pendidik. Dulu aku mengajar bahasa Inggris di sebuah SMA swasta di Tasikmalaya dan terakhir aku mengajar menjadi seorang walikelas di SD swasta di Cimahi. Aku suka sekali berinteraksi dengan murid-muridku. ah..banyak sekali kenangan saat menjadi guru. Andai tubuhku selalu fit, mungkin aku tak akan berhenti dari profesi mulia itu.



Hmm...rasanya menyenangkan...bahagia... aku sangat bersyukur dengan diriku saat ini. Aku, sebagai Ratu rumah tangga dengan Istana nyamanku, yang tak menjadi seorang istri biasa. Aku seorang istri yang juga seorang crafter...dan aku tak akan pernah melupakan identitasku sebagai seorang guru...

Kalau ada orang yang masih memandangku sebelah mata dengan mengatakan : "Oh, dia cuman ibu RT biasa yang kuper dan selalu di rumah". Maka aku akan mengabaikannya dan berlalu.. Karena aku lebih tau diriku sendiri, dan mereka belum mengenalku dengan baik...


13 September 2013
@Istana Maryam
"Jika ada seseorang berkata dan berpendapat negatif padamu, dengarkanlah sebagai introspeksi diri bukan sebagai sugesti...percayalah bahwa dirimu bisa lebih baik dari persangkaan orang lain. Maka berdoalah pada Allah agar Dia memberimu petunjuk dan kekuatan tuk menjadi seseorang yang lebih baik.."

Senin, 09 September 2013

Mie Goreng Simple Sayuran

MasyaAllah nikmatnya merasakan kebahagiaan bisa sarapan bareng suami pagi ini. Menunya sederhana saja, hanya roti bakar dan segelas teh manis hangat dan kopi. Sambil berbincang kecil kami berdiskusi materi seminar yang diikutinya akhir pekan kemarin.

Sebetulnya, makan roti bakar isi coklat dan segelas kopi sudah cukup mengganjal perutku di pagi hari hingga nanti siang. Tapi karena tadi habis jalan-jalan di FB dan melihat berbagai makanan yang terpampang, perutku ini kembali nagih asupannya. Mupeng banget sama mie goreng buatan mba Zulyana yang rame, ada sosin dan baksonya.

Alhamdulillaah bahan-bahan utama tersedia, meski ngga sama, tapi lumayan lah. Maka terciptalah makanan ini: Mie Goreng Simple Sayuran. Mengapa aku bilang simple? Karena sayurannya hanya memaksimalkan yang ada. Di tempat bumbu ada beberapa lembar sawi putih dan setengah buah bawang bombay sisa masak kemarin. Lalu di panci ada sisa makan malem kemarin, sayur sop udang yang aku buat untuk ibuku.

Cara memasaknya pun simple aja. Mie goreng instant dimasak seperti pada petunjuknya, lalu ditambahkan bawang bombay dan sawi. Sayuran yang ada di sop udang yang ada di panci, aku tambahkan biar ramai. Masya Allah nikmaaat ^^
Ah jadi inget suamikuuuu....kenapa tadi pagi ngga dibuatkan resep ini saja?


10 September 2013
@Istana Maryam


Sop Udang Sayuran

Excited banget hari ini karena pagi ini Mamang penjual ikan menyisihkan setengah kilo udang lobster air tawar untukku. Berhubung teringat ibu yang sedang dalam masa penyembuhan sakit tifus, jadinya kuborong sisa sebungkus udang yang tergeletak di keranjang. Dengan cukup membayar 50 ribu rupiah, ku tenteng dua bungkusan udang berisi masing-masing setengah kilo itu ke rumah.



Berhubung masih hidup, udang-udang itu aku taruh dalam wadah berisi air. Udang yang terendam sempurna tak akan kabur, berbeda dbila diberi air sedikit (macak-macak), kalau tempatnya rendah, dia bisa memanjatnya. Nah ini yang terjadi kalau kita tak benar menyimpannya. Semua udang berlarian di kamar mandi saat kutinggal beres-beres di pojokan depan.



Sebel bangeeett...saat menangkap mereka, ada satu udang yang mencapit tanganku. Rasanya lumayan sakit. Pengen nangis rasanya...ihikss... Aku kurang hati-hati tadi. Seharusnya cara memegang udang yang baik adalah dengan cara memegang bagian punggung kepalanya, jadi kalau dia meronta, capitnya yang besar itu ngga akan mengenai tangan kita. Tadi aku malah memegang antenanya. Karena tenaganya cukup kuat, dia berhasil menggerakkan badannya dan capitnya meraih telapak tanganku sebelum akhirnya antenanya putus.


Ini kali kedua aku membeli udang lobster air tawar. Dulu aku memasaknya dengan resep mengarang indah. Ceritanya dimasak Asam Manis. Tapi tak terasa asam karena memang aku tak menambahkan cuka atau nanas di dalamnya.

Kali ini, aku memasaknya menjadi sayur sup. Karena aku memasaknya untuk ibu yang sedang pemulihan, maka dalam resep ini aku tak menambahkan merica. Bagi penderita tifus, memang sebaiknya dihindari makanan yang pedas, karena itulah dalam masakanku sementara tak ditambahkan cabai, rawit, atau merica yang bercitarasa pedas.

Oke, kita mulai tuliskan resepnya ya...

Bahan:
Udang lobster ukuran kecil (sekitar sebesar telunjuk bapak-bapak yg gendut) 20ekor
3 buah wortel dipotong-potong
1 kuntum brokoli ukuran sedang

Bumbu:
3 siung bawang merah iris
2 siung bawang putih cincang
1/2 buah bawang bombay cincang
1 tangkai daun bawang iris memanjang
3 tangkai daun seledri
1 buah tomat
garam secukupnya
gula putih sedikit saja biar gurih.
(merica saya skip, tapi biar enak sih, mending tambahkan merica yang banyak...hehe)

Caranya:

  • Rebus air dalam panci hingga mendidih. Lalu masukkan bawang bombay, bawang merah, bawang putih, bawang daun, dan seledri hingga layu dan beraroma. (Bisa juga ditumis dulu dengan sedikit minyak. Tapi bagi yang mau makanan lebih sehat, cara rebusan ini lebih baik karena kita menghindari minyak ^^)
  • Setelah mendidih, masukkan wortel lalu beri garam secukupnya. Setelah empuk, masukkan udang dan brokoli. Icip-icip, kalau terasa asin, tambahkan gula pasir sedikit agar lebih gurih. Oya tomat dimasukkan terakhir biar lebih segar.
Ini dia hasil akhirnya...jreng...jreng...

Payah, aku lupa memasukkan tomatnya..... >__<

Silakan dicoba di dapur masing-masing. Resepnya mudah kan? Semoga ibu suka masakanku...dan semoga blio segera sehat. Doakan ya teman-teman...


9 September 2013
@Istana Maryam


Sabtu, 07 September 2013

Tas Rajut Benang Plastik Daur Ulang

Hari Minggu yang cerah ini kujalani seorang diri, di istana mungilku tanpa kehadiran Abiw yang biasanya selalu membuat suasana menjadi begitu meriah. Abiw pergi ke Jakarta mengikuti sebuah seminar "Billionaire Attitude" sejak Sabtu kemarin. Sebenarnya Abiw sudah mengajakku turut serta. Tapi rasanya tubuhku tak sanggup melakukan perjalanan itu, jadi terpaksa aku menolaknya. Lebih baik aku tinggal di rumah saja dan membereskan rumah yang sempat tak terurus beberapa hari terakhir karena fokusku terbagi di tempat lain. Ya, sudah hampir dua minggu ibuku sakit tifus. Dua hari ini ibu sudah bisa kutinggalkan. Aku hanya datang berkunjung bila hendak memasak sayur untuknya.

Minggu ini alhamdulillaah aku bisa bangun lebih pagi tuk mencuci dan menjemur pakaian. Maklum, tempat jemuran biasa dipakai seluruh tetangga. Jadi aku mesti lebih pagi supaya mendapat jatah tempat ^^. Tadinya setelah menjemur pakaian, aku berencana pergi kajian. Tapi niat itu kuurungkan karena pinggangku sakit. Kuputuskan untuk bebenah rumah saja, biar nanti Abiw pulang suasana sudah nyaman dan rapi sehingga Abiw bisa beristirahat dengan baik sepulangnya nanti.

Masya Allah... Kagetnya aku, ternyata di rumahku yang tak seberapa besar ini banyak sekali benda-benda yang tercecer di pojokan depan dan belakang. Ternyata aku tukang sampah..!!! *nangis buaya...hahaha, pura-puraaa...* Setelah aku kumpulkan, ternyata ada beberapa box bekas dan setumpuk plastik kresek bekas belanjaan dari beberapa supermarket. Kondisi plastik itu masih cukup bagus walau agak berdebu. Sebagian ada yang dikuwel-kuwel, ada juga yang sudah aku lipat rapi.



Apa yang akan kulakukan dengan box dan plastik bekas itu? AHA...aku berencana membuat box unyu-unyu dari box bekas itu supaya lebih memiliki nilai guna. Dan plastik-plastik ituuu....aku ingin mebuat plastic yarn dan merajutnya menjadi tas belanja. Supaya setiap kali aku berbelanja ke warung, mereka tak usah membungkus barang-barang itu dengan plastik yang mereka sediakan. Go Green dong... Semangat Reuse, Reduce, dan Recycle.

*OOT: Ini salah satu contoh box unyu dari kotak bekas kosmetik.


Untuk membuat tas belanja dari plastik ini, tentunya kantung kresek ini mesti disulap dulu jadi plastic yarn. Setelah googling dan mempraktekkan tutorialnya, alhamdulillaah aku berhasil mengumpulkan satu gulungan plastik yang siap dirajut.

Aku akan menuliskan lagi secara sederhana tutorial bagaimana membuat plastic yarn disini agar teman-teman bisa mempraktekkannya juga. Sebelum membuat plastic yarn ini, ada baiknya teman-teman kumpulkan plastik kresek yang ada, lalu sortir berdasarkan warna, jenis, dan ukurannya.

Jadi, inilah langkah-langkahnya.

  • Ambil sebuah kantung kresek dan rapikan. Lalu gunting bagian bawah kresek dan bagian handle atau pegangannya.

  • Lipat menjadi beberapa lipatan, sisakan sekitar 2 cm di bagian ujungnya kemudian gunting seperti yang terlihat pada gambar dengan jarak 3cm.

Nah setelah dibeberkan, hasilnya seperti ini:

  • Gunting secara diagonal di bagian yang sudah disisakan selebar 2 cm tadi. 
Gunakan double tip untuk menyambung bagian ujung plastik satu dengan lainnya.

  • Plastik siap digulung dan digunakan.

Setelah membuat plastic yarn dari 5 buah kantung kresek, aku merajutnya dan berharap menjadi tas belanja. Tapi sepertinya aku masih membutuhkan banyak kantung plastik lagi tuk menyelesaikan tas ini.


Yuk coba buat...??? Have a nice Sunday, I hope you can enjoy it. ^^





Kaleidoskop Malam

Malam ini aku betul-betul tak mampu memejamkan mata. Entah apa yang menghalangi kantuk yang begitu kurindukan itu. Encokku yang sedang kambuh, ataukah telapak kakiku yang sedang sakit? Mungkin juga rasa kangen padamu yang mendera disela-sela malam yang berjelaga.

Kubuka laptop kesayanganku. Ada "Cinta Brontosaurus" yang belum habis ku tonton. Mungkin itu dapat menghantarkanku pada lelap seperti kemarin malam. Sia-sia, film bertema cinta itu makin membuatku terjaga. Apa kabarmu disana?

Blog walking mungkin dapat memberiku secercah inspirasi. Ku buka laman demi laman. Ternyata banyak kisah orang yang membuat pikiranku terbuka. Deritaku selama ini belum seberapa. Hahaha... aku berasa jadi generasi alay yang luar binasa.

Ingatanku terlempar pada dua tahun silam. Saat itu, awal April yang kering. Hatiku yang tengah berbunga, menantikan hadirnya cinta kedua. Cinta yang tumbuh dalam haru dan hanya dipenuhi rindu. Cinta kedua yang begitu memesona, menculik sukma hingga memenjara dalam bahagia. Dialah Syakirah (rahimahallaah) belahan jiwa. Kecantikan nan agung berbalut keajaiban... Anugerah Sang Maha Sempurna yang kehadirannya membuatku sempurna sebagai wanita.

Syakirah (rahimahallaah), ananda tercinta... melalui petualangan kita, selama sembilan bulan bersama, menegaskan kembali sebuah makna cinta. Membuat ummi sadar tentang arti kebahagiaan yang tertunda. Memacu ummi dan abi tuk menjadi seseorang yang lebih baik dan memantaskan diri tuk memasuki jannah-Nya.

Rasanya baru saja kemarin lusa, aku bermain boneka kertas seusai pulang sekolah dalam balutan seragam merah putih. Rasanya baru saja kemarin lusa, aku sibuk mengerjakan PR matematika. Rasanya baru kemarin lusa, aku jatuh cinta dan mengikat bahagia. Rasanya kemarin lusa, hadirnya cinta kedua. Tanpa terasa, hampir tujuh tahun tak lagi ada kata "aku" dan "kamu"...hanya ada "kita"....

Perjalananku di penghujung malam yang ditemani kaleidoskop sejarah petualangan hidup dan mimpi ini mesti berakhir. Ditutup dengan doa dan harap agar esok lebih baik. Disudahi dengan beberapa kuap yang membuat mataku berair. Dicukupkan dengan kalimat hamdalah yang terlampir dalam paragraf ini...."Alhamdulillaahi Rabbil 'aalamiin..."

Jumat, 06 September 2013

Mengukir Kenangan

Scene 1 : Reuni Tak Terduga.

"Hai Derrie...masih inget aku ngga? Apa kabar? Kamu di mana sekarang?", tiba-tiba seorang wanita yang berpenampilan agak sedikit menor menepuk bahuku dan memberondong banyak pertanyaan yang belum sempat aku jawab. Aku hanya mampu tersenyum sambil mengingat-ingat wajah yang ada dibalik topeng make-up tebal itu. Tanpa berniat tidak sopan, aku menatap wajahnya. Lalu aku sadar belum mengucapkan sepatah kata pun. "Baik...alhamdulillaah baik...", jawabku hampir setengah berbisik. Ah semoga aku belum terlalu terlambat untuk menjawabnya.

Ah, aku baru ingat sekarang. Dia Tessy, teman sekelasku saat kami berada di bangku Taman Kanak-Kanak. Ya... dia adalah Tessy yang cantik, centil, cerewet, dan sangat dominan di kalangan anak-anak. Tessy yang selalu banyak teman dan menjadi pusat perhatian juga sering membuat aksi-aksi tak terduga. Tessy yang pernah membuatku merasa rendah diri dan begitu malu dihadapan teman-teman. Aku sendiri tak begitu ingat kejadian sebenarnya. Yang jelas aku pernah menjadi bahan tertawaan teman-temanku saat Tessy berkata sesuatu tentang tubuhku yang saat itu lebih mirip Doraemon.

Seketika aku menarik diri dari reuni singkat dan tak terduga itu. Segera aku berpamitan dan mengucapkan selamat tinggal padanya dengan alasan aku sedang terburu-buru. Entah mengapa hatiku mendadak jadi tak menentu saat bertemu dengannya. Entahlah, aku tiba-tiba merasa kesal dan marah untuk sebuah alasan yang tak bisa aku ingat lagi.


Scene 2 : Telpon Pembunuh Cinta

Arrgghh... Pikiranku begitu kacau saat ini. Persiapan yang kurang matang, belum adanya sistem yang jelas dan pelanggan yang mulai berdatangan menjadikan aku orang yang paling tidak siap menjalankan bisnis online ini. Namun karena kebutuhan, aku terpaksa mempelajari bisnis online ini secara otodidak. Berbekal nekat dan bermodalkan uang yang mepet, dengan ucapan "Bismillaahirrahmaanirrahiim" dan niat baik, aku akhirnya menjalankan bisnis meski di awal terseok-seok. Sesekali aku terpaksa melayangkan sebuah pesan singkat pada seorang konsumen.

"Maaf Bu, request Ibu belum saya follow up lagi. Tapi insyaAllah pesanan Ibu on process.. 3-4 hari diusahakan sudah selesai. Maaf untuk keterlambatan ini". Message Sent.
Nokia jadulku berdering. Incoming call : Customer 13. Ah, itu Bu Zikha!!! Dia adalah salah seorang golden konsumenku yang sekitar tahun lalu pernah memesan barang daganganku secara online. Aku tak mengerti mengapa tubuhku tiba-tiba gemetar, aku seakan tak kuasa menahan jantungku yang seperti hendak loncat dari tempatnya.   

"Assalamu'alaikum...iya bu Zikha apa kabar?", ucapku memulai percakapan. Oh, dia mau memesan baju. kali ini untuk keponakannya katanya. "Maaf ibu, saya ngga bisa menerima permintaan ibu karena sedang banyak antrian", jawabku spontan. Meski bersikukuh beliau menyatakan bersedia mengantri, tapi entah mengapa aku tetap tak bisa menerimanya. Seingatku Bu Zikha pelanggan yang cukup baik, dia juga sering memberiku pembayaran lebih dari harga yang aku tentukan, sebagai tips katanya. Tapi aku tetap tak bisa menerima permintaannya. 

Setelah menelisik jauh dalam batinku, aku tau aku pernah kecewa dengan perkataannya. Entahlah, aku ragu karena aku sudah tak ingat lagi apa tepatnya yang dia katakan, namun seingatku saat itu perkataan Bu Zikha sangat melukai harga diriku. Dan aku tak merasa nyaman tuk kembali berinteraksi dengannya.


Scene 3 : Kisah Pilih Kasih

Kemarin aku terpaksa menelpon keempat anak-anakku tuk pulang. Abah mereka sakit keras. Mba Zarin, Mas Ragil, Parno dan si bungsu Kinara akhirnya pulang dan berkumpul ke rumah reyot ini. Keempat anak-anakku yang sangat aku banggakan. Mba Zarin, si sulung sudah menjadi PNS di Departemen Keuangan di kota Jakarta, menikah dengan seorang pengusaha kaya. Anak kedua ku, Mas Ragil sudah menjadi karyawan di perusahaan Korea di Surabaya, sudah berkeluarga dan memberiku dua cucu yang lucu-lucu. Si bungsu Kinara pun sudah mengembangkan sayap kecilnya, menjadi bidan di kota sebelah dan sedang menunggu pengangkatan menjadi PNS, dan dia sedang menanti lamaran seorang dokter muda. Dan... Parno, anak ketigaku. Parno yang tetap menjadi Parno. Dia sudah duluan berkeluarga sebelum kakak-kakaknya menikah. Dia menikah muda dengan seeorang gadis desa yang berpendidikan tak tinggi. Namun hingga lebih dari 8 tahun pernikahan mereka belum juga memberikan kami cucu. 

Ketiga anak-anakku tinggal di luar kota, jadi hanya tiap beberapa bulan saja mereka pulang. Apalagi Mba Zarin dan Mas Ragil, mereka sangat sibuk dan hampir hanya setahun sekali saja pulang menemui kami, emak dan Abahnya. Kalau mudik, mereka pasti banyak membawa bingkisan, oleh-oleh, dan uang yang banyak untuk kami. Sesekali juga kami diajak jalan-jalan berekreasi naik mobil mereka. Syukur alhamdulillah Gusti Allah sudah mengkaruniai kami anak-anak yang baik dan sukses.

Di antara ke empat anak-anakku,  hanya Parno yang masih tetap tinggal di satu desa dengan kami. Parno dan istrinya memang sering berkunjung. Tapi kunjungannya sebentar-sebentar saja, tak pernah lama apalagi menginap. Parno itu berbeda dengan saudaranya yang lain. Sejak kecil, Parno sering tak menurut pada orangtua. Abahnya menganggap Parno itu berjiwa pemberontak. Entah apa yang ada dalam pikirannya. Kuliah semaunya, menikah semaunya, sekarang bekerja pun penghasilannya hanya cukup untuk hidup. Parno terlalu rumit dengan prinsip-prinsip idealismenya.Terkungkung dalam aturan-aturan yang katanya ngga boleh bertentangan dengan aturan agama. Mulai dari penampilan celana cingkrangnya yang ngga mantes, jenggotnya yang dibiarkan panjang, hingga masalah pekerjaan. Dia lebih memilih menjadi wirausahawan yang lebih aku pandang sebagai tukang kredit barang, dari pada menerima tawaran Pak Dhe'nya untuk bekerja di Bank sesuai dengan ijasahnya Sarjana Ekonomi Manajemen.

Banyak hal yang berbeda yang membuat Parno dan kami orangtuanya menjadi tidak dekat secara emosional. Bahkan sudah lama sekali, aku tak ingat kapan Parno mengobrol intim dengan Abah dan Emaknya ini. Curhat dari hati ke hati seperti yang dilakukan anak-anakku yang lain. Dia anakku yang dekat di mata namun terasa jauh di hati. Mungkin hatiku dan hati Abah belum bisa merengkuh dan memahaminya. Setiap kali mencoba membuka dialog diskusi panjang lebar, Abah sering tak bersesuaian dengan Parno. Mereka bagaikan sepasang garis kembar tak berujung yang ujung-ujungnya tak pernah bertemu atau saling bersilangan. Mungkin itu yang membuat Parno enggan berlama-lama duduk di kursi teras rumah kami, atau bahkan enggan menginap di kamar rumah kami yang kosong ini.

Tapi...dibalik sikapnya yang musykil dari anak-anak lain, Parno itu anak yang baik dan bakti pada orangtua. Tak dipungkiri, dia lebih banyak memberi pada kami. Setiap Minggu seringkali istrinya mengantarkan aneka kudapan, singkong rebus, ubi atau jagung rebus. Tak jarang pula mereka datang tanpa membawa apapun selain senyum yang terkembang. Kalau Abah sakit masuk angin, Parno datang memijit dan kerok punggung Abah. Kalau Emak butuh beli bawang atau bumbu-bumbu, Parno tak sungkan membelikan ke warung. 

Itulah Parno, anakku yang unik. Entah apa yang membuatmu begitu jauh dari sisi hati kami nak. Apapun yang mungkin pernah Emak dan Abah ucapkan, atau lakukan padamu yang membuatmu merasa tak ingin singgah berlama-lama di rumah ini...Emak dan Abah mohon maaf.


***********

Kita mungkin pernah merasa tidak nyaman dengan kehadiran atau saat bertemu dengan seseorang, karena pernah mengalami  sebuah insiden dengannya. Padahal kita sendiri sudah tak ingat lagi detil kejadian tersebut.

Mungkin benar adanya sebuah ungkapan: 
"People won't remember what you said, but they will remember how you make them feel..."

Namun apapun yang telah kita alami, pahit manisnya biarkanlah menjadi bagian dari masa lalu. Maafkanlah semua dan lanjutkan kehidupanmu dengan lebih bahagia. Petiklah sebuah hikmah, bahwa kita pun ingin mengukir kenangan manis dalam hidup seseorang. Bukan kenangan abstrak yang membuat hati tidak nyaman.


7 September 2013
@Istana Maryam
"Dendam dan rasa kesal, bagaikan kerikil kecil yang kau masukkan dalam ransel di sepanjang jalan hidupmu. Semakin hari kerikil itu semakin banyak dan membuat berat punggungmu. Hingga suatu saat kau tersadar bahwa kau tak mampu meloncati sebuah anak tangga menuju kesuksesan dengan beban ranselmu yang berat."


Seblak Ala Maryam

Seblak Buatanku



Inilah cara lain menikmati KERUPUK, ala urang Bandung dan Cimahi, tapi resepnya aku dapetin malah dari urang Cikarang: neng Sinta Ummu Syafiyya Salwa. Tapi resepnya dimodifikasi lagi nih neng...

Bahan:
kerupuk (saya pakai kerupuk bawang oleh-oleh Sidoarjo)
Telur 1 butir

Bumbu:
Bawang bombay 1 buah
Bawang merah 2 siung
bawang putih 1 siung
Daun bawang 2 kuntum (seblak yg dijual ngga pakai daun bawang)
Seledri (di resep asli ngga pakai seledri)
garam
merica
Cabe rawit
Kecap dan saus sambal (di resep neng Sinta ngga pake)
Bumbunya kalo resep dari neng Sinta diulek hingga lembut. Kalo saya semuanya diiris saja, tadinya biar simpel.

Cara:
- rebus kerupuk sebentar aja cuman biar layu.
- tumis bumbu hingga harum dan layu, masukkan telur lalu aduk hingga jadi orak-arik, lalu masukkan kerupuk. Tambahkan sedikit air kalo kering. Masukkan kecap dan saus sambal. aduk hingga matang. lalu angkat dan sajikan...

Alhamdulillaah ternyata enak...dan lebih sehat dibandingkan beli di luar.

Sup krim jagung ala Maryam

Sup krim jagung ala Maryam




Bahan:

2 buah jagung manis, pipil.
2 sendok makan tepung terigu dilarutkan dengan 50 ml air (klo ada pakai tepung maizena..biar lebih enak)
100 gr gula pasir atau sesuai selera.
Garam secukupnya
65ml santan kental (atau susu kental manis juga boleh)
Keju chedar dan susu coklat untuk taburan secukupnya


Cara:
1. Rebus jagung dalam 600 ml air (kira2 3 gelas)
2. Masukkan larutan tepung terigu yang dilarutkan
3. Masukkan gula
4. Aduk rata, hingga mengental. Kecilkan api, kemudian masukkan santan dan sedikit garam.


Penyajian:
Tempatkan bubur jagung dalam mangkuk, taburi keju cheddar dan susu coklat kental manis.
Sajikan selagi hangat. Bubur jagung ini enak disantap bersama secangkir teh pahit hangat ^^

Berpura-pura

Rasa kehilangan itu masih terasa. Rasa takut tak bisa kupungkiri, ada. Kecewa dan sedih, mungkin masih menjejak. Yang penting perjuangan sabar dan ikhlas masih selalu bergejolak dalam jiwa. Rasa syukur kutanamkan baik-baik dalam hati, agar kelak keyakinan akan qadha dan qadarNYA berbuah manis seperti yang tak pernah kusangka.

Wahai....
Aku ini hanya perempuan biasa. Seorang manusia alpa pembiasaan... Yang mencoba berpura-pura kuat, yang mencoba berpura-pura tegar, yang mencoba berpura-pura ikhlas, yang mencoba berpura-pura sabar, yang mencoba berpura-pura ceria dalam setiap kondisi, meski yang terpahit sekalipun?

Mungkin ini sekedar kamuflase. Aku sendiri tak yakin. Hanya memang aku berpura-pura kuat, berpura-pura tegar, berpura-pura ikhlas, berpura-pura sabar, berpura-pura ceria. Sekuat tenagaku! Semampuku! Aku berpura-pura..

Wahai....
Aku ini hanya perempuan biasa. Seorang manusia alpa pembiasaan... Aku harap aku bisa terus berpura-pura kuat, teruus berpura-pura tegar, teruuus berpura-pura ikhlas, teruuuus berpura-pura sabar, teruuuuus berpura-pura ceria dalam setiap kondisi, meski yang terpahit sekalipun.

Mungkin karena aku seorang manusia alpa pembiasaan... yang mesti melakukan banyak pengulangan. Mengulang berpura-pura KUAT. Mengulang berpura-pura TEGAR. Mengulang berpura-pura IKHLAS. Mengulang berpura-pura SABAR. Mengulang berpura-pura CERIA dalam setiap kondisi, meski yang terpahit sekalipun.

Wahai....
Aku hanya perempuan biasa yang sering alpa. Terkadang aku lalai, seringkali aku butuh diingatkan tuk kembali berpura-pura KUAT, kembali berpura-pura TEGAR, kembali berpura-pura IKHLAS, kembali berpura-pura SABAR, kembali berpura-pura CERIA dalam setiap kondisi, meski terpahit sekalipun.

Mungkin saatnya nanti, setelah mencoba, melakukannya teruuuusss, lalu mengulang kembali dan menjadikannya pembiasaan, kuharap kelak dapat kutanggalkan semua kepura-puraan itu, hingga aku dapat menjadi seorang perempuan yang benar-benar KUAT, benar-benar TEGAR, benar-benar IIKLAS, benar-benar SABAR, benar-benar CERIA dalam setiap kondisi, meski terpahit sekalipun..

Saat semua itu terprogram otomatis dalam hati dan jiwaku, tak mustahil kelak aku dapat betul-betul menjadi seorang perempuan biasa yang KUAT, TEGAR, IKHLAS, SABAR, CERIA dalam setiap kondisi...Karena aku seorang manusia pembiasaan....


24 Juli 2013 @Pondok Cipta Mas,
"Saat ujian-NYA memaksa kita tuk terus belajar, hingga pikiran merasa tak sanggup...maka berpura-puralah kita mampu melakukannya.." {quotes yang anneeh..egepe ah! }

Belajar Menulis

Assalaamu'alaikum warahmatullah wa barakaatuh.

Perkenalkan, nama saya Maryam, pemilik blog bernuansa kuning oranye ini. Saya bukanlah seorang penulis profesional, meski pernah bercita-cita menjadi seorang penulis yang menghabiskan waktunya memijit tuts keyboard leppy'nya di pojokan sebuah cafe sambil menyeruput secangkir kopi espresso pahit di suatu sore yang cerah. Hanya saja, beberapa waktu terakhir ini saya gemar menuliskan beberapa hal. Menulis menjadi hobi yang sangat menarik saat saya mampu menghubungkan ide-ide dalam benak saya dan menyampaikannya pada orang banyak.

Saya memang pernah mengikuti  beberapa pelatihan menulis, tapi itu duluuu...saat saya masih muda (hehehe...sok tua banget dah!!) Namun entah mengapa, keinginan menulis itu baru muncul menjadi sebuah hobi disaat saya menjadi seorang "freak facebooker" beberapa tahun belakangan ini, saya gemar menulis notes di akun FB saya. Saya pernah juga mengikuti sebuah kompetisi menulis artikel yang diselenggarakan oleh sebuah grup di FB dan memenangkan hadiah berupa buku dan uang (wah jadi makin semangat nih). Sejak saat itu imajinasi dan mimpi saya sebagai seorang penulis menjadi semakin menggelora...(halah lebay)

Selain menjadi sebuah hobi, menulis ternyata merupakan sebuah terapi bagi saya. Kesulitan merangkai kata-kata dengan baik, pemilihan diksi dan masalah mengungkapkan sebuah pemikiran menjadi hal yang sangat serius meskipun saya tergolong seseorang yang cerewet dan ekstrovert (berdasarkan hasil uji beberapa quesioner yang sempat saya isi). Saya seringkali kesulitan mengajak orang lain memahami apa yang ada di benak saya. Karena itulah, kesalahpahaman seringkali terjadi. Dan jika itu terjadi, sangat menyebalkan sekali.

Oya sebetulnya saya memiliki kesulitan untuk menulis. Terkadang ide dalam kepala ini sudah banyak berseliweran, namun saya tetap kesulitan dalam menuliskannya. Salah satu kesulitan bagi seorang penulis adalah bagaimana cara MEMULAINYA... Masalah lainnya adalah menumbuhkan mood untuk menulis. Selain itu masalah keterhubungan konten tulisan, dan hal-hal yang berhubungan dengan pakem-pakem dalam sebuah karya tulis yang baik. Hal ini berhubungan dengan keterbatasan ilmu bahasa Indonesia, ternyata!

Saya pikir, daripada kita memikirkan masalah-masalah tersebut lebih baik kita mulai menulis saja apa yang ada dalam pikiran kita. Apapun itu. Mulailah menulis apa yang kita sukai, insyaAllah ide segar akan datang dan mengalir begitu saja. Dan untuk menghadirkan mood menulis, seorang guru yang pernah saya jumpai di acara Indonesian Hypnosis Summit, bapak Agung Wibisono-seorang motivator dan guru, pernah memberikan beberapa tipsnya. Salah satunya adalah DISIPLIN latihan menulis, pada waktu yang telah ditentukan, setiap harinya. Dan alhamdulillah saya sudah mencoba menjalankannya, disiplin menyisihkan 1jam tuk belajar menulis setiap hari. Meski memang kadang bolong-bolong juga, tapi dalam satu minggu setidaknya harus ada satu artikel yang saya tulis.

Oya, ada hal yang sangat saya garis bawahi dari apa yang Pak Agung sampaikan pada pertemuan itu, yaitu tentang jenis tulisan. Ternyata ada dua macam tulisan yang sering kita buat. Sebuah tulisan yang benar-benar direkomendasikan tuk ditulis (saya lupa lagi apa istilahnya, nanti saya buka lagi primbonnya deh) dan tulisan katarsis. Sebelum kita menulis, baiknya kita menelaah apakah jenis tulisan itu memang layak ditulis atau hanya sebuah katarsis? Jenis katarsis ini memiliki cap negatif rupanya. Dan memang kadang kita perlu juga menulis tulisan katarsis ini untuk menyeimbangkan bathin. Kalau lagi kesal, tentu kita ingin meluapkan perasaan itu. Jika demikian, tuliskan kalimat atau tulisan katarsis tersebut dalam secarik kertas lalu hancurkanlah kertas tersebut dengan cara dibakar atau jadikan bubur kertas. Yang perlu diingat adalah JANGAN PERNAH mencoba menuliskannya di jejaring sosial, blog, diary, atau media lain yang bersifat abadi dan tahan lama. 

Mengapa? 

Karena tulisan itu memiliki NYAWA. Dengan sebuah tulisan, seseorang dapat tergerak jiwa raganya. Karena tulisan itu merupakan ide dan bisa menjadi sebuah doa yang bisa jadi diaminkan oleh orang-orang yang membacanya. Apa jadinya jika kita menuliskan hal negatif dan orang lain membacanya? Ada beberapa kemungkinan, tentunya. Si pembaca tertawa dan merasa puas dengan kondisi kita (yang menyedihkan). Boleh jadi si Pembaca ikut sedih, kesal atau marah, sesuai dengan ide apa yang kita sampaikan dalam kalimat katarsis tersebut. Atau mungkin si Pembaca jadi ikut mencontoh dan mengikuti tulisan negatif kita. Memang itu urusan orang dan katanya hak asasi (terserah gue mau nulis apa...) akan tetapi, pernahkah terpikir dalam benak kita, jika ternyata banyak orang yang setelah membaca tulisan kita menjadi pribadi yang apatis, rapuh, dan tidak bersemangat dalam menjalani hidup? Apa yang anda rasakan jika berhasil membuat orang lain meng-copy sesuatu yang negatif dari diri anda? Bandingkan jika kondisinya berkebalikan, ternyata orang banyak meng-copy sesuatu yang bermanfaat dari diri anda. bagaimana perasaan anda?

Sejak menyimak apa yang Pak Agung sampaikan, saya lebih bersemangat menuliskan hal-hal yang baik dan lebih berfikir ulang jika hendak mengeluhkan sesuatu. Jadi teringat sebuah hadits Rasulullaah Shalallaahu 'alaihi wasallam:

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia berkata yang baik atau hendaklah diam.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah).

6 September 2013
@Istana Maryam

Kamis, 05 September 2013

Tentang Lagu di Sore Hari

Siang bolong, panas-panas... Sambil nunggu kacang sangrai untuk kukis, pikiran melayang ke negeri masa lalu yang manis asam asin asem pahit, ramai rasanya. Teringat diskusi di sebuah status FB seorang teman tentang beberapa genre musik yang meracuni pikiran anak-anak yang notabene masih sangat fresh sebagai mesin fotocopy. Itu loh, mulai dari lagu aliran pop, aliran dangdut, rock, blues, sampe music dress.. Semua hampir bercerita tentang cinta dan kegalauan. Bahkan ada yang nyerempet-nyerempet isinya ngajarin ZINA...!!! Naudzubillah...

Saya memang ngga suka musik, tapi telinga saya ngga bisa menghindari suara-suara tersebut jika ada beberapa tetangga memutar musik. Mau tidak mau, saya kadang memperhatikan juga lirik-liriknya. 

Seperti kemarin lalu, terdengar lagu yang bagi saya lebih mirip belajar "ANTONIM" atau lawan kata. Sampai ada beberapa bait yang masih nempel di telinga.. kira-kira bunyinya begini: 
"Kau berlari aku terdiam, kau bahagia aku terluka, kau pergi aku kembali...".
Kenapa yach, giliran si "Aku" dapet kata-kata yang ngga enak? ah...ngga seru!! 

Terus ada juga lagu yang bunyi liriknya : "Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, aku tenggelam dalam lautan luka dalam, dan tak tau arah jalan pulang". Saat denger lagu ini, terus terang aja, aku mikirin Kwee Cheng atau Pendekar Rajawali yang kalah perang, kecebur laut dan tenggelam...terus nyasar ke pulau Persik miliknya Oey Young. (Halaahh...mangap sodara-sodara, ini kilasan pelem Kung Fu jaman jebot..maklum penulis lahir di era 80'an---apa coba?)

Nah yang paling parah, waktu mudik ke Tasik tuh... Kami sewa mobil rentalan, dan katanya biar pak supir ngga ngantuk, diputarlah compact disk aneka jenis lagu. Ditengah-tengah lagu barat dan lagu lokal, ada musik Deng Dat (baca: DangDut, pake logat Londo yee...) yang liriknya ada potongan kata-kata : "kuhamilduluansudahtigabulan" AStaghfirullah....gue pikir ini yang nyanyi ngajakin gue berantem apaaaa??? Wah untunglah saat itu di mobil ngga ada anak dibawah umur. Hadeuuu...rasanya pengen getok jidatnya pake hammer..

Sebenernya, sejak duluuu...kita juga udah dijejali sama lagu-lagu "SAMPAH" berkedok lagu anak-anak. Istilahnya kalo dulu ngga se-"Vulgar" sekarang. Tapi lagu-lagu itu kayaknya udah bikin kita jadi generasi galau (pinjem istilah anak jaman sekarang yee..) Yah sama aja...ELEVEN-TWELF (baca: 11-12 istilahnya)

Ingat potongan lagu ini???

  • Si Kancil anak nakal, suka mencuri ketimun, ayo lekas dikurung.. JANGAN DIBERI AMPUN!!! 
Baru aja nyuri ketimun udah dianggap nakal. Siapa tau pak Tani lupa ngasi makan jadi si Kancil terpaksa nyuri Timaun karena lapar. Eh, malah bilang jangan diberi ampun. Padahal kita harus memiliki jiwa pemaaf lho. Allah saja maha pengampun...
  • Meletus balon hijau, dorrr...HATIKU SANGAT KACAU. Balonku tinggal empat, KUPEGANG ERAT-ERAT...
Lagu yang mengajarkan kita tuk mutungan dan pelit... Baru aja meletus satu, hatinya udah kacau. Apalagi kalo balonnya meletus semua? Terus, kalau balonnya dipegang erat-erat, gimana bisa asik main? Mending balonnya dibagikan sama teman-teman biar semua senang. Bukankah dengan memberi, kebahagian itu akan muncul nak?
  • Bobolah bobo adikku sayang...KALAU TIDAK BOBO DIGIGIT NYAMUK!!!
Ini juga ngajarin anak jadi penakut. Jangan heran kalo anak atau adik kita cepet "merem" saat di-ninabobo-kan. Siapa tau mereka takut dengan ancaman kita :P
  • POTONG BEBEK ANGSA...angsa dikuali, nona minta dansa, dansa 4 kali...sorong ke kiri sorang ke kanan...
Nah kalo lagu ini ngajarin kita melakukan gerakan-herakan yang ngga perlu. sorong kiri dan kanan..dansa 4 kali? buat apaaa coba? kita kan bukan cinderella. Mending olah raga aja yang jelas-jelas bermanfaat bagi tubuh!
  • Pok Ame-ame belalang kupu-kupu, siang makan nasi kalo malam minum susu???
Ini lagu teraneh sepanjang sejarah...binatang apa yang dideskripsikan si pencipta lagu dalam lirik lagu iniii???? Hayo, ada yang bisa nebak ngga? 

Hmmm....entahlah, saya sendiri masih mempertanyakan apakah mendidik anak dengan lagu itu ada manfaatnya? Bahkan saya pernah membaca sebuah artikel bahwa memperdengarkan musik klasik saat bayi dalam kandungan yang dipercaya dapat mencerdaskan otak bayi, belum bisa dibuktikan kebenarannya. Karena gerakan bayi saat menddengar musik tersebut tak dapat dijadikan patokan bahwa si bayi menyukainya atau malah merasa terganggu. Bahkan ada artikel yang menyatakan bahwa anak-anak yang terbiasa mendengar lagu-lagu cenderung memiliki kepribadian rapuh dan cengeng. 

Saya lebih tertarik menela'ah ummahat yang melahirkan para alim ulama... Begitu penasaran dengan cara mereka mendidik dan mencetak generasi terbaik yang dapat meneladani ummat terbaik... Jika ada teman-teman yang memiliki referensi buku atau bacaan seputar cara mendidiknya para ummahat dalam melahirkan generasi terbaik (misalnya: beginilah Imam Syafi'i atau Umar Bin Abdul Aziz dibesarkan...) Maka saya sangat berterimakasih untuk infonya.


Hmm...tulisan ini hanya unek-unek saya, maaf jika ada yg kurang berkenan karena disampaikan dengan gaya bahasa yg nyablak.

23 Agustus 2013 @ Maryam's Palace
 "Ungkapkan unek-unek dalam bentuk tulisan, sekalian belajar nulis yeaaa... ^^"