Selasa, 05 November 2013

Emak-Emak Galau: Bibir Jollie

Lagi galau buuu??? Senyum kagak, semangat kagak, bahagia kagak juga. Yang dirasa, sepertinya semua hal yang bernada mellow dan sendu (SENDU-nya bukan SENeng DUit loh yah). Lantunan lagu Afgan sayup terdengar dari celah pintu rumah tetangga menambah suasana hati menjadi begitu mendung, meski di luar sana mentari tersenyum cerah.

Sebenernya aku udah memutuskan untuk tidak medengarkan musik sejak tau bahwa musik itu HARAM. Widih, ngeri amadd yaks. Kok kesannya saklek banget. Cuman musik kok, kan ngga apa-apa? itu juga yang ada dalam pikiranku sebelumnya. Setelah membaca sebuah hadits shahih Bukhari, maka kesukaanku mendengar musik mesti dihentikan. Apa sih yang ngga buat Allah dan RasulNYA? cuman ninggalin musik gitu loh, masih jauh dah kalo disuruh jihad ke Suriah mah.

Dari Abu Malik Al-Asy’ari radhiallahu anhu bahwa dia mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

لَيَكُوْنَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوامٌ يَسْتَحِلُّوْنَ الْحِرَ وَالْحَرِيْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعازِفَ
“Kelak akan ada sekelompok kaum dari umatku yang akan menghalalkan zina, kain sutra (bagi lelaki), khamar, dan alat-alat musik.” (HR. Al-Bukhari no. 5590)

Dan di dalam Al-Qur'an surat Luqman ayat 6, Allah berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ
“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna sehingga dia menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan.” (QS. Luqman: 6)

Abdullah Bin Mas'ud menafsirkan "perkataan yang tak berguna", "Dia -demi Allah- adalah nyanyian." Dalam riwayat lain beliau berkata, "Itu adalah nyanyian, demi yang yak ada sembahan yang berhak selain-NYA," dan beliau mengulanginya sebanyak tiga kali.

MasyaAllah, begitu seriusnya perkara musik ini hingga blio menyebut sumpah atas nama Allah sebanyak tiga kali. Yah, begitulah kira-kira yang aku baca tentang musik, selebihnya aku ngga akan menulis tentang itu. Back to my point tentang kegalauan yang sedang melanda emak-emak yang belom ada yang manggil "emaak" ini. 

Huum, pagi ini berasa galau banget, serba ngga enak hati. Padahal masih banyak nikmat yang mesti disyukuri. Masih punya tempat berlindung, masih punya makanan, masih dibantuin suami cuci-cuci dan bersih-bersih, masih punya temen yang smpet SMS nanya kabar, masih banyaaak hal indah lainnya. Tapi kenapa masih berasa sedih aja?

Waduh, pas ditulisin ternyata aku beruntung banget yah...masih dikasih nikmat buanyaaak. Kok, kayaknya udah agak enakan, entah bagaimana agak berkurang galaunya...hehe. Kalo gitu aku analisis aja deh, kenapa perasaan galau itu muncul. *cek tanggal, bisi masanya PMS...owh...belom ternyata*

Aku mau jujur deh, kegalauanku ini berawal dari bibirku yang bengkak ternyata. Pedih rasanya. Itu gara-gara seminggu lalu cabut gigi, kayaknya kena troma alat dokter. Aku berasa marah, dan kayaknya belom maafin dan mengikhlaskan apa yang terjadi dengan bibirku. Memang pada awalnya si beib bilang, bibir bengkaknya seksieh mirip Angelina Jollie.. merah merona dan tebal... Tapi kalo di hari berikutnya jadi hitam dan kulitnya menebal, udah ngga seksieh lagi nih. Yang ada kayak Angelina Jontor. Yang mengganggu sangat adalah rasa pedihnya itu. Aku ga bisa minum dan makan dengan nyaman, ngga bisa senyum pula. Sekalinya senyum, bibir ini kulitnya ketarik dan retak, alhasil nambah PERIH. Kemarin waktu si beib libur, dah gak tau malu dah, aku menangis sejadinya... Tapi dipikir-pikir ngapain mewek yah? abis nangis bombay, bibirnya ngga makin baik kok.

"Laa basa thahuurun insyaAllah"

Kalimat pelipur lara. Gak apa-apa, insyaAllah jadi penggugur dosa. Hah... DOSA? beuuugh... kalo memang ini penggugur dosa, sabar yah! Daripada diazabnya nanti di akhirat, lebih BEDIH (saking pedihnya gak pake P lagi dah). Ya Allah, iya jadi inget dosa. Baru aja kemaren ikut kajian Ustadz Muhammad Nuzul Fikri tentang Bahaya Lisan, di masjid Habiburrahman PT. DI Bandung. Dan memang dosa lisan ini jarang banget terasa. Istilahnya, kalo kita jalan kaki bareng sahabat, sambil ngobrol. Abis jalan jauuuh, berkilo meter suatu saat pasti kakinya terasa sakit, tapi kenapa mulutnya ngga pegel pas ngomong terus yah? Nah itulah, beda sama mobil, mulut ngga ada rem'nya. Selama ada temen, apalagi membicarakan hal yang asik (baca: seringnya ngemengin orang) pasti jadi ga terasa deh, tau-tau yang diobrolin udah layak jadi dibikin sebuah novel. Hahaha...lebay..

Iya, banyak bicara itu punya resiko tinggi untuk keseleo lidah yang berakhir ngemengin orang. Mending kalo yang diomongin itu hal baiknya, kalo yang dibicarain adalah hal buruk, bisa-bisa kita jatuh pada ghibbah, kalo yang dibicarainnya hal-hal bohong, bisa jadi malah FITNAH. Padahal ghibah or menggunjing itu sudah ada peringatannya dalam Kitab tuntunan hidup kita: Al-Qur'an loh, 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah menggibah (menggunjing)  sebagian yang  lain. Sukakah salah seorang diantara kamu  memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Pengasih.” [Al Hujurat ayat 12]

Emang mau makan daging sodaranya sendiri??? makan ayam tiren aja udah ogah kan? Bayangin, ini makan bangkai, eh bangkainya sodara kita pula? naudzubillaah... >.<

Dan diantara yang sering tak terasa adalah, saat kita ngga menjaga lisan kita pada teman terdekat kita, yaitu suami (silakan tambahin anak-anak juga yah, bagi yang udah punya anak). Wanita itu banyak yang menjadi bahan bakar neraka karena lisannya yang kufur terhadap suami. Hayo ngaku..!!! seberapa sering kita menyinggung hati suami... (nunjuk idung sendiri)

Iya deh ngaku...betapa banyak dosa yang keluar dari lisanku. Dan parahnya ngga terasa bersalah saat mengucapkannya. Iya deh ngakuuuu.... banyak orang yang hatinya tersakiti saat aku berbicara, berucap, bercerita, atau bahkan dalam diamnya (baca: cemberut).

Kali ini dengan sepenuh hati, aku mau bilang: MAAF.... maafkan aku ya teman, jika lisanku telah menzalimi dan menyakitimu...
Astaghfirullahal adziim....Ya Allah, ampuni dosa-dosa lisanku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar