Jumat, 22 November 2013

Ma'had Udrussunnah, Mencari Bekal Ilmu Syar'i

Alhamdulillaah ngga terasa aku ikut belajar di Ma'had Udrussunnah sejak 5 Oktober 2013 lalu. Hampir enam mingguan ya, hingga saat ini? Ngga terasa besok udah mau ujian aja. Aku belom ngafalin materinya, catatanku agak acakadul. What's acakadul in English ya? hehehe.

ilmu Syar'i...ilmu jempolan...hehehe


Alhamdulillaah, aku bersyukur banget bisa ikutan ma'had ini. Padahal sejak awal aku agak merasa takut tuk ikut kajian ilmu syar'i ini. YUP...aku takut terlalu tua untuk belajar bersama murid-murid lainnya yang kebanyakan masih duduk di bangku kuliah. Aku takut otakku ngga nyampe tuk mempelajarinya. Aku takut ngga bisa memenuhi komitmen menghadirinya setiap sabtu seharian dari jam 10 pagi sampe jam 15.30 sore. Aku takut ngga punya temen, secara mereka masih muda belia. Dan ada banyak kecemasan yang ngga masuk akal lainnya yang hampir menggoyahkan azzamku tuk belajar.

Siapin bukunya...pulpennya...cemilannya...^^

Seperti biasa, Abiw, suamiku selalu jadi orang pertama yang memberi dukungan tuk belajar. Bahkan blio rela membiayai sekolah agama singkat ini dari uang gajinya. Abiw juga begitu semangat mengantarkanku setiap Sabtu pergi ke Ma'had yang terletak di jalan Jurang Bandung, tak lupa membelikan bekal berupa jajanan..hehehe. Perjalanan yang cukup jauh dari rumah kami di Cimahi. Dan Abiw yang baik hati ini juga rela kalau setiap Sabtu ngga dimasakin makanan selama seharian karena istrinya mesti menimba ilmu syar'i sejak pagi hingga petang. Dia juga dengan senang hati menghabiskan hampir seluruh waktunya di toko buku terdekat sembari menungguku belajar, dan kemudian menjemputku jika waktu pembelajaran berakhir. Di rumah, sering kali Abiw membantu muraja'ah pelajaran yang aku pelajari di Ma'had. Sikap Abiw yang begitu total mendukung aktivitasku sebagai seorang pembelajar ini membuatku lebih semangat. Dan aku bertekad tak akan menyiakan kesempatan ini. Aku akan belajar dengan baik.

Di Ma'had Udrussunnah ini, ada tiga materi yang kami pelajari yaitu Aqidah, Figh, dan bahasa Arab. MasyaAllah... hanya tiga materi saja? Sedikit memang, jika dibandingkan dengan pelajaran di sekolah. Namun ketiga ilmu syar'i ini sangat penting tuk dipelajari. Ketiga materi itu seperti tiga fondasi untuk bekal kami dalam menjalani hidup dan insyaAllah bekal tuk perjalanan ke kampung akhirat pula. Untukku lebih dari sekedar penting, tapi ini juga merupakan modal awal bekalku sebagai seorang ibu, insyaAllah kelak aku akan menjadi madrasah pertama dan utama bagi anak-anakku, insyaAllah-bi idznillaah....

Allahu Akbar..!!!!
Aku selalu terpesona dengan ilmu yang disampaikan asatidz (para guru-bentuk jamak dari ustadz ^^). Selama hidupku, aku belum pernah belajar agama dengan begitu ilmiyah. Setiap penjelasan materi dilengkapi dengan sumber yang jelas, baik rujukan kitab dan keterangan hadits'nya. Sang ustadz tak pernah menyampaikan suatu materi dengan hanya mengandalkan pemikirannya saja (ra'yu), tapi beliau menyampaikan berasarkan pemahaman para salafush shaalih. InsyaAllah dengan begitu materi menjadi lebih akurat. Suka juga sama cara penyampaiannya, Ustadz sering bikin olahraga otak dengan pertanyaan-pertanyaannya. Diskusi....aku suka itu...

Oya, dalam materi aqidah, kami mempelajari ilmu dasar Ushul Tsalatsah. Dengan materi tersebut kita dapat menyelami kembali tuk lebih mengenal Allah Ta'ala, mengenal Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallam, dan mengenal agama Islam ini lebih baik lagi. Terus terang saja, ilmu ini sudah kita pelajari sejak bangku sekolah dasar, namun ternyata banyak hal yang belum aku pahami dengan benar.

Dalam pelajaran fiqh, aku membayangkan akan mempelajari banyaaaaaakkk hal yang rumit seputar ibadah. namun disini sejak awal kami ternyata mempelajari tentang Sifat Shalat Nabi. Wah...wah...wah... mendasar sekali pelajaran ini. Aku pikir shlat sudah diajarkan sejak dulu oleh guru di sekolah dasar. Ternyata dalam pelajaran fiqh ini kami belajar lebih baik lagi tentang sifat shalat nabi. Seakan aku dibangunkan kembali tuk menelaah lagi apakah shalatku sudah betul apa belum? Lagi-lagi...banyak hal yang baru aku tau. Aku juga semakin terbuka wawasan tentang ikhtilaf gerakan-gerakan dalam shalat. Teringat dulu saat kuliah aku ditanya seorang teman "Maryam, kamu islam apa? kok saat tasyahud jari telunjukmu diam saja, ngga digerak-gerakkan???" Saat itu aku gak tau mesti menjawab apa. Oh ternyata.... setiap gerakan dalam shalat ada dalil pendukungnya, semuanya mesti ada dasarnya dan penjelasan ilmiyah mengapa kita melakukan gerakan seperti ini-itu. Dan ini penting dipelajari agar kita tak hanya menjalankan shalat dan menghindari taqlid dalam beribadah.

Nah yang terakhir adalah materi bahasa Arab. Ngga banyak yang bisa aku ceritakan. Bahasa arab memang penting dipelajari karena Al-Qur'an dan Hadits menggunakan bahasa Arab. Mempelajari bahasa arab berarti kita mempelajari petunjuk Allah. MasyaAllah, memang terasa tak mudah mempelajarinya, namun jika kita bersabar dalam mempelajarinya, insyaAllah banyak hikmah dan manfaatnya. Setidaknya tumbuhkan dulu kecintaan terhadap bahasa arab, kokohkan niat dan perkuat motivasi mempelajarinya, insyaAllah lebih mudah. Numpang curcol ah...bu ustadzaaah....kalo ngasih peer jangan susah2 dong...hihihi. Aku kesulitan mengikuti pelajaran ini..alhamdulillaah teman-temanku baik hati, mereka ngga susah dipintain tolong tuk menjelaskan kembali materi-materi itu.


Hahaha...permisiiii....ni ada emak-emak rempong mau ikutan belaajjjaaaarrr.... ^^

Alhamdulillaah, seneng banget belajar ilmu syar'i ini... moga saja barakah, bermanfaat...dan semoga dimudahkan dalam mempelajarinya. Tak ada kata terlambat tuk belajar. Man jadda wa jadda...hehehe.

2 komentar:

  1. hahaha. mak2 rmpong mau blajar. kalau itu ana bangtt kayaknya.. punya anak tiga aja riwuh mau ikutan. walhasil hanya skali 2x prtmuan yg aya :( skrg saatnya ujian malah gabisa hadir TT. yaaa b uat roti aja ah.kmbali k dapuur. bahasa arab kata abi nt privat aja kayaknya:( huhu hoyong ceurik

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha...ga ada maksud menyindir...aku juga emak-emak rempong teh..rempongnya ngga puguh pula.

      Ujian qadarullah ga jadi lagi. kayaknya nunggu teh Dian bisa dateng nih...hehehe. Ayo semangat teh..!!!!

      Hapus