Kamis, 05 September 2013

Tentang Lagu di Sore Hari

Siang bolong, panas-panas... Sambil nunggu kacang sangrai untuk kukis, pikiran melayang ke negeri masa lalu yang manis asam asin asem pahit, ramai rasanya. Teringat diskusi di sebuah status FB seorang teman tentang beberapa genre musik yang meracuni pikiran anak-anak yang notabene masih sangat fresh sebagai mesin fotocopy. Itu loh, mulai dari lagu aliran pop, aliran dangdut, rock, blues, sampe music dress.. Semua hampir bercerita tentang cinta dan kegalauan. Bahkan ada yang nyerempet-nyerempet isinya ngajarin ZINA...!!! Naudzubillah...

Saya memang ngga suka musik, tapi telinga saya ngga bisa menghindari suara-suara tersebut jika ada beberapa tetangga memutar musik. Mau tidak mau, saya kadang memperhatikan juga lirik-liriknya. 

Seperti kemarin lalu, terdengar lagu yang bagi saya lebih mirip belajar "ANTONIM" atau lawan kata. Sampai ada beberapa bait yang masih nempel di telinga.. kira-kira bunyinya begini: 
"Kau berlari aku terdiam, kau bahagia aku terluka, kau pergi aku kembali...".
Kenapa yach, giliran si "Aku" dapet kata-kata yang ngga enak? ah...ngga seru!! 

Terus ada juga lagu yang bunyi liriknya : "Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, aku tenggelam dalam lautan luka dalam, dan tak tau arah jalan pulang". Saat denger lagu ini, terus terang aja, aku mikirin Kwee Cheng atau Pendekar Rajawali yang kalah perang, kecebur laut dan tenggelam...terus nyasar ke pulau Persik miliknya Oey Young. (Halaahh...mangap sodara-sodara, ini kilasan pelem Kung Fu jaman jebot..maklum penulis lahir di era 80'an---apa coba?)

Nah yang paling parah, waktu mudik ke Tasik tuh... Kami sewa mobil rentalan, dan katanya biar pak supir ngga ngantuk, diputarlah compact disk aneka jenis lagu. Ditengah-tengah lagu barat dan lagu lokal, ada musik Deng Dat (baca: DangDut, pake logat Londo yee...) yang liriknya ada potongan kata-kata : "kuhamilduluansudahtigabulan" AStaghfirullah....gue pikir ini yang nyanyi ngajakin gue berantem apaaaa??? Wah untunglah saat itu di mobil ngga ada anak dibawah umur. Hadeuuu...rasanya pengen getok jidatnya pake hammer..

Sebenernya, sejak duluuu...kita juga udah dijejali sama lagu-lagu "SAMPAH" berkedok lagu anak-anak. Istilahnya kalo dulu ngga se-"Vulgar" sekarang. Tapi lagu-lagu itu kayaknya udah bikin kita jadi generasi galau (pinjem istilah anak jaman sekarang yee..) Yah sama aja...ELEVEN-TWELF (baca: 11-12 istilahnya)

Ingat potongan lagu ini???

  • Si Kancil anak nakal, suka mencuri ketimun, ayo lekas dikurung.. JANGAN DIBERI AMPUN!!! 
Baru aja nyuri ketimun udah dianggap nakal. Siapa tau pak Tani lupa ngasi makan jadi si Kancil terpaksa nyuri Timaun karena lapar. Eh, malah bilang jangan diberi ampun. Padahal kita harus memiliki jiwa pemaaf lho. Allah saja maha pengampun...
  • Meletus balon hijau, dorrr...HATIKU SANGAT KACAU. Balonku tinggal empat, KUPEGANG ERAT-ERAT...
Lagu yang mengajarkan kita tuk mutungan dan pelit... Baru aja meletus satu, hatinya udah kacau. Apalagi kalo balonnya meletus semua? Terus, kalau balonnya dipegang erat-erat, gimana bisa asik main? Mending balonnya dibagikan sama teman-teman biar semua senang. Bukankah dengan memberi, kebahagian itu akan muncul nak?
  • Bobolah bobo adikku sayang...KALAU TIDAK BOBO DIGIGIT NYAMUK!!!
Ini juga ngajarin anak jadi penakut. Jangan heran kalo anak atau adik kita cepet "merem" saat di-ninabobo-kan. Siapa tau mereka takut dengan ancaman kita :P
  • POTONG BEBEK ANGSA...angsa dikuali, nona minta dansa, dansa 4 kali...sorong ke kiri sorang ke kanan...
Nah kalo lagu ini ngajarin kita melakukan gerakan-herakan yang ngga perlu. sorong kiri dan kanan..dansa 4 kali? buat apaaa coba? kita kan bukan cinderella. Mending olah raga aja yang jelas-jelas bermanfaat bagi tubuh!
  • Pok Ame-ame belalang kupu-kupu, siang makan nasi kalo malam minum susu???
Ini lagu teraneh sepanjang sejarah...binatang apa yang dideskripsikan si pencipta lagu dalam lirik lagu iniii???? Hayo, ada yang bisa nebak ngga? 

Hmmm....entahlah, saya sendiri masih mempertanyakan apakah mendidik anak dengan lagu itu ada manfaatnya? Bahkan saya pernah membaca sebuah artikel bahwa memperdengarkan musik klasik saat bayi dalam kandungan yang dipercaya dapat mencerdaskan otak bayi, belum bisa dibuktikan kebenarannya. Karena gerakan bayi saat menddengar musik tersebut tak dapat dijadikan patokan bahwa si bayi menyukainya atau malah merasa terganggu. Bahkan ada artikel yang menyatakan bahwa anak-anak yang terbiasa mendengar lagu-lagu cenderung memiliki kepribadian rapuh dan cengeng. 

Saya lebih tertarik menela'ah ummahat yang melahirkan para alim ulama... Begitu penasaran dengan cara mereka mendidik dan mencetak generasi terbaik yang dapat meneladani ummat terbaik... Jika ada teman-teman yang memiliki referensi buku atau bacaan seputar cara mendidiknya para ummahat dalam melahirkan generasi terbaik (misalnya: beginilah Imam Syafi'i atau Umar Bin Abdul Aziz dibesarkan...) Maka saya sangat berterimakasih untuk infonya.


Hmm...tulisan ini hanya unek-unek saya, maaf jika ada yg kurang berkenan karena disampaikan dengan gaya bahasa yg nyablak.

23 Agustus 2013 @ Maryam's Palace
 "Ungkapkan unek-unek dalam bentuk tulisan, sekalian belajar nulis yeaaa... ^^" 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar