Sabtu, 07 September 2013

Kaleidoskop Malam

Malam ini aku betul-betul tak mampu memejamkan mata. Entah apa yang menghalangi kantuk yang begitu kurindukan itu. Encokku yang sedang kambuh, ataukah telapak kakiku yang sedang sakit? Mungkin juga rasa kangen padamu yang mendera disela-sela malam yang berjelaga.

Kubuka laptop kesayanganku. Ada "Cinta Brontosaurus" yang belum habis ku tonton. Mungkin itu dapat menghantarkanku pada lelap seperti kemarin malam. Sia-sia, film bertema cinta itu makin membuatku terjaga. Apa kabarmu disana?

Blog walking mungkin dapat memberiku secercah inspirasi. Ku buka laman demi laman. Ternyata banyak kisah orang yang membuat pikiranku terbuka. Deritaku selama ini belum seberapa. Hahaha... aku berasa jadi generasi alay yang luar binasa.

Ingatanku terlempar pada dua tahun silam. Saat itu, awal April yang kering. Hatiku yang tengah berbunga, menantikan hadirnya cinta kedua. Cinta yang tumbuh dalam haru dan hanya dipenuhi rindu. Cinta kedua yang begitu memesona, menculik sukma hingga memenjara dalam bahagia. Dialah Syakirah (rahimahallaah) belahan jiwa. Kecantikan nan agung berbalut keajaiban... Anugerah Sang Maha Sempurna yang kehadirannya membuatku sempurna sebagai wanita.

Syakirah (rahimahallaah), ananda tercinta... melalui petualangan kita, selama sembilan bulan bersama, menegaskan kembali sebuah makna cinta. Membuat ummi sadar tentang arti kebahagiaan yang tertunda. Memacu ummi dan abi tuk menjadi seseorang yang lebih baik dan memantaskan diri tuk memasuki jannah-Nya.

Rasanya baru saja kemarin lusa, aku bermain boneka kertas seusai pulang sekolah dalam balutan seragam merah putih. Rasanya baru saja kemarin lusa, aku sibuk mengerjakan PR matematika. Rasanya baru kemarin lusa, aku jatuh cinta dan mengikat bahagia. Rasanya kemarin lusa, hadirnya cinta kedua. Tanpa terasa, hampir tujuh tahun tak lagi ada kata "aku" dan "kamu"...hanya ada "kita"....

Perjalananku di penghujung malam yang ditemani kaleidoskop sejarah petualangan hidup dan mimpi ini mesti berakhir. Ditutup dengan doa dan harap agar esok lebih baik. Disudahi dengan beberapa kuap yang membuat mataku berair. Dicukupkan dengan kalimat hamdalah yang terlampir dalam paragraf ini...."Alhamdulillaahi Rabbil 'aalamiin..."

2 komentar:

  1. Wow kata-katanya penuh makna indah mbaa, hehehe aku saja susah bikin seperti itu . Salam kenal yaa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillaah, hehe...
      Makasih mba Christanty, untuk kunjungannya. Salam kenal juga.

      Hapus